BOLASPORT.COM - Marc Marquez kembali mengalami mimpi buruk pada MotoGP Indonesia 2024. Kali ini motornya bahkan terbakar parah akibat kurang mumpuninya peralatan para marshal di Sirkuit Mandalika.
Laporan langsung jurnalis BolaSport.com, Nestri Yuniardi, dari Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Lagi dan lagi, Marquez menjalani balapan yang berakhir buruk di MotoGP Indonesia.
Juara Dunia delapan kali tersebut kembali gagal finis saat menjalani balapan utama di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (29/9/2024).
Ini menjadi hasil gagal yang finis ketiga kalinya secara beruntun bagi Marquez sejak GP Indonesia kembali ke kalender ajang balap motor paling bergengsi ini pada 2022.
Pada musim 2022, Marquez tidak bisa mengikuti balapan akibat kecelakaan di sesi pemanasan yang menyebabkan dirinya mengalami gegar otak ringan.
Kemudian pada 2023, dia gagal finis akibat terjatuh dari motornya.
Adapun tahun ini, kesengsaraan Marquez makin menyesakkan karena dia harus menyudahi balapannya akibat gagal mesin pada Ducati Desmosedici GP23 miliknya.
Motor Marquez sampai terbakar dan harus ditanggalkannya di pinggir lintasan.
Mirisnya, setelah momen itu, Marquez justru dibikin kecewa dengan penanganan marshal yang berjaga di sirkuit.
Marquez terlihat menyeru sejumlah marshal agar bergegas setelah menyadari alat pemadam kebakaran yang digunakan tidak berhasil.
Motor Marquez yang sudah terbakar, akhirnya bertambah rusak lebih parah sampai akhirnya para marshal berhasil memadamkan apinya.
"Ada kebisingan keras dari motornya dan juga mesinnya mati," kata Marquez dalam media scrum setelah balapan, dikutip dari Crash.net.
"Begitu melihat asap putih keluar, segera saya berhenti dan ini disayangkan karena alat pemadam kebakaran yang ada di sana bukan alat yang tepat."
"Motornya benar-benar rusak, semuanya, bagian remnya."
"Ini disayangkan karena bagi tim independen seperti kami, ini jadi sebuah kerugian yang besar," keluhnya.
Gresini memang merupakan tim satelit Ducati dan bukan tim yang punya bujet paling mewah jika melihat dukungan motor lama yang mereka terima.
Pembalap 31 tahun itu pun jelas berharap agar kejadian seperti itu tidak akan terulang.
Karena kesiapan alat menjadi salah satu hal terpenting yang mestinya benar-benar diutamakan kru marshal.
"Akan tetapi, hal yang terpenting adalah alat pemadam kebakarannya harus dari tipe yang tepat, atau yang teknologinya paling mutakhir," ucap Marquez.
"Kalau tidak, maka kita justru merusak motornya," tandasnya.
Marquez sebenarnya tidak benar-benar pulang dengan tangan hampa dalam kunjungannya ke Nusantara.
Hasil podium ketiga dalam sprint menjadi pelipur lara bagi pembalap juara dunia yang sedang berjuang untuk kembali ke prestasi terbaiknya.
Meski demikian, selisih poin yang makin jauh dengan pemuncak klasemen sementara yaitu Jorge Martin (Prima Pramac) yang menjadi pemenang balapan membuat Marquez sedih.
Marquez kini tertinggal 78 poin dari Martin.
Marquez percaya bahwa tanpa kerusakan mesin, dia sebenarnya bisa mengejar posisi ketiga yang direbut oleh Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
"Ya, untuk alasan itu tentunya saya merasa sedih. Namun, saya sudah bilang bahwa target saya sudah tercapai," kata Marquez.
"Jadi target saya dari Misano atau Aragon, saat konferensi pers, saya sudah memutuskan bahwa itu akan menjadi target berikutnya, yaitu menemukan konsistensi dalam balapan."
"Itulah yang kami lakukan di beberapa balapan terakhir. Oke, kali ini kami membuat kesalahan, tetapi mencoba untuk menemukan konsistensi."
"Dan langkah berikutnya adalah kualifikasi."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BolaSport.com, Crash.net |
Komentar