"Saya sebelumnya belum pernah bertemu dengan dia (Tai Tzu Ying). Pertama bertemu walaupun dia ada kesulitan di kaki karena dia cedera," aku Putri.
"Tetapi, tidak menutup kemungkinan, tangan dia, pengalaman dia jauh dari saya. Saya dari awal berpikir, dia tidak mudah dikalahkan. Tipe permainannya sperti Kak Gregoria yang pukulannya bisa kemana-mana."
Baca Juga: Gregoria Mariska Tak Mau Bebani Diri Sendiri Setelah Sempat Tumbang di Tengah Persiapan Turnamen
"Itu juga membuat kami kesulitan. Jadi, sesulit apapun bola dari Tai Tzu Ying, saya ambil."
"Saya sudah siap main capek karena dia pasti membuat saya capek. Latihan fisik dan teknik kan banyak. Pelatih memberi atihan yang harus ditambah seperti footwork."
Tak hanya mental, Putri juga harus siap menghadapi komentar-komentar negatif netizen yang meminta dia pensiun karena sudah habis masa jaya dan lebih baik fokus menjadi seorang Polwan saja.
"Sudah biasa (dengan komentar netizen) karena sekarang sudah banyak yang seperti itu, tetapi saya mematikan kolom komentar di Instagram."
"Waktu itu sempat belum, tetapi setelah saya selesai pendidikan (Polwan), banyak sekali komentar. Jadi papa bilang tidak usah main Instagram. Tetapi, tetap saja saya main dan kolom komentar saya matikan saja."
"Nanti menang memuji saat kami kalah sama saja. Saat terpuruk sempat terpikir mundur, banyak pikiran negatif. Sekarang harus percaya diri."
Putri KW mengaku tidak ada sosok yang dia bayangkan saat mengalami masa-masa berat sebagai pebulu tangkis.
" Sejujurnya tidak ada. Saat terpuruk tidak mau memikirkan hal lain. Jadi lebih terpacu ranking. Tapi kalau terlalu banyak memikirkan itu terlalu tinggi, takutnya memberatkan diri sendiri," tutut Putri.
"Jadi, saya membuang pikiran itu dulu pelan-pelan. Saya sempat konsultasi ke psikolog sama bu Lili (Sudarwati, psikolog tim ad hoc PBSI) terkadang cerita. Dari situ saya dikasih masukkan-masukkan dan cukup membantu."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar