BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan, mulai menapak ke persaingan level tinggi setelah mulai meninggalkan kelas junior dengan titel Juara Dunia Junior 2023.
Pemain berusia 19 tahun tersebut setelah itu mulai mengikuti turnamen yang masuk kalender BWF dan terakhir kali dia mencapai semifinal Macau Open 2024 yang masuk level Super 300.
Tampil di Macao East Asian Games Dome, Sabtu (28/9/2024), Alwi kalah melalui rubber game dengan skor 21-8, 18-21, 16-21.
Demi mencapai prestasi yang lebih baik, Alwi menutup sementara akun Instagram pribadinya.
"Alangkah baiknya untuk menjaga fokus saya. Saran dari pelatih juga untuk sementara tidak bermain sosmed (sosial media). Jadi, saya memutuskan non aktif sejenak," kata Alwi ditemui BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
"Sebenarnya tidak ada masalah, ya belakangan mungkin saya harus mencari jati diri saya, mental saya. Belakangan ini mungkin pelatih melihat hilang dalam diri saya."
"Saya coba mencari itu lagi (kekuatan mental). Alhamdulillah kemarin mendapat hasil positif di Macau. Tidak terlalu memikirkan hasil, tetapi progress untuk memperbaiki dirinya ada. Jadi, hasilnya mengikuti sebagai bonus."
Alwi mengaku dia tidak aktif bersosial media selama dua pekan.
"Untuk menjaga fokus karena sudah mulai ada target yang tinggi juga. Ingin secepatnya menaikkan peringkat juga," aku Alwi.
"Menurut saya terlalu banyak melihat bisa membuat fokus kita jadi bercabang sehingga alangkah baiknya untuk stop dulu sementara."
"Jadi, untuk ke depannya akan lebih bijak dan jadi pengalaman juga bagi saya untuk bertindak seperti apa."
Alwi mengungkapkan kesannya mencapai babak semifinal turnamen Super 300 pertamanya.
"Belakangan ini sebenarnya dari progress permainan saya rasa cukup oke. Tetapi, ada beberapa momen yang saya rasa, saya bisa menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan."
"Sudah memimpin beberapa poin dan berujung kalah. Menurut saya. ini peringatan keras untuk saya untuk menjaga tetap berani, jangan ragu-ragu. Pastinya cukup susah, Alhamdulillah kemarin bisa melewatinya dengan baik."
"Walaupun masih ada Pekerjaan Rumah (PR) sampai mendapat pelajaran sangat banyak. Penyesalan sebenarnya bisa (ke final). Lawan mungkin lebih berpengalaman," tutur Alwi.
"Ketika dia lihat performa saya sedikit turun, dia bisa baca saya dan saya semakin nafsu di poin kritis saya terlalu banyak ingin menyerang, ingin cepat-cepat bunuh. Ingin cepat-cepat mematikan lawan."
"Padahal kalau saya setidaknya bisa sabar sedikit saja sebenarnya ada momen juga. Kalau ditanya capek, pasti dia juga capek."
Alwi mengakui bahwa di masa transisi dari junior ke level yang lebih tinggi tantangan yang dihadapinya cukup besar.
"Pastinya bagi pemain bulu tangkis di masa transisi ini adalah masa yang paling berat menurut saya. Krena disini, saya juga tidak mau terlalu lama melewati masa-masa transisi ini dengan terlalu santai," aku Alwi.
"Pastinya juga saya kejar ranking, selalu memetakan lawan-lawan juga, termasuk lawan seumuran saya bahkan yang 1-2 tahun di atas saya yang sebaya dengan saya, saya selalu memetakan."
"Saya selalu termotivasi untuk lebih dan bisa naik ke (leval) atas dengan lebih cepat. Jadi, saya tanggung jawab juga dengan tantangan yang diberikan dengan target. "
"Sedikit-sedikit saya juga bisa memenuhi target. Jadi, ada progress yang saya lihat dari diri saya," ucap pemain asal Surakarta, Jawa Tengah tersebut.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia Junior 2024 - Cara Berbeda Richie dan Bismo Lewati Laga Pertama
Alwi mencontohkan pebulu tangkis yang sebaya dengannya, Alex Lanier (Prancis) yang sudah memboyong gelar turnamen Super 750 pada Japan Open 2024.
Lanier bahkan berhasil mengalahkan tunggal putra nomor satu dunia, Shi Yu Qi (China) pada semifinal.
"Pastinya membuat saya termotivasi karena itu poin tambahan, poin plus. Mungkin dia dari segi masa otot dan ketahanan badan lebih besar dan bisa bersaing di level atas dan itu PR saya untuk bisa ada di situ," ucap Alwi.
"Presatsinya bukan membuat saya semakin turun. Saya ingin membuktikan kalau saya juga bisa."
Selain karier bulu tangkis, Alwi juga ingin mengembangkan dirinya dengan melanjutkan pendidikan di sela-sela berlatih di pelatnas.
"Saya mendapat beasiswa dari STIE Jakarta. Pastinya ada suatu kesempatan juga mengikuti studi, bisa kuliah, dan asah pikiran," kata Alwi.
"Kenapa mau ambil? karena saya pikir kata Ayah saya juga, banyak berkomunikasi dengan guru, alangkah baiknya berkuliah untuk wawasan dan mengisi otak."
"Mengisi waktu luang dengan yang bermanfaat. Kuliah juga memberi keringanan saya. Ketika ada waktu luang, pasti saya kuliah. Kuliahnya online kadang masuk, disesuaikan dengan jadwal saya."
"Pertama masuk bulan ini, jurusan manajemen agar bisa jadi pebisnis. Siapa tahu semoga. Tidak mau terlalu memikirkan kesana yang penting prestasi."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar