BOLASPORT.COM - Persaingan gelar juara pada MotoGP 2024 menghadirkan catatan menarik ketika lebih sering menang tak menjamin posisi lebih baik.
Jorge Martin sukses memuncak klasemen sementara MotoGP 2024 'cuma' dengan catatan 3 kali kemenangan hingga seri balap ke-16.
Pun soal lomba sprint yang pernah menjadi teritori Martinator, Francesco Bagnaia selaku rival utama mulai mengungguli dengan kesuksesan sapu bersih terkini di MotoGP Jepang.
Namun, konsistensi menjadi pembeda bagi Martin untuk unggul secara poin atas Bagnaia yang telah menang 8 kali di grand prix dan 6 kali di sprint.
Mengumpulkan 392 poin, Martinator unggul 10 poin atas Nuvola Rossa yang lebih sering terseret nestapa berupa hasil gagal finis.
Davide Tardozzi selaku manajer tim Ducati Lenovo mengakui fakta bahwa Bagnaia masih tertinggal meski lebih sering menang menjadi pukulan berat.
"Sungguh paradoks jika kita berpikir bahwa Pecco telah memenangkan 8 balapan dan Jorge 3 balapan, tetapi tertinggal 10 poin di kejuaraan," kata Tardozzi, dilansir dari GPOne.
"Ini adalah sebuah luka yang terbuka, tapi saya pikir Bagnaia mengetahuinya dengan baik."
"Saya yakin dia akan mampu memberikan kepuasan yang pantas untuknya dan seluruh tim karena pada akhirnya Pecco sadar akan nilai dari tim ini."
Delapan kemenangan dalam semusim sebenarnya merupakan pencapaian yang cukup monumental di MotoGP.
Bagnaia mengikuti jejak empat pembalap berstatus Alien di MotoGP yaitu Valentino Rossi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez.
PERBANDINGAN STATISTIK MARTIN VS BAGNAIA
Jorge Martin | v | Pecco Bagnaia |
Statistik | ||
6 | Pole Position | 3 |
2 | Lap Tercepat | 5 |
12 (12) | Podium | 12 (8) |
3 (5) | Kemenangan | 8 (6) |
2 (1) | Gagal Finis | 3 (4) |
*) angka dalam kurung adalah statistik sprint |
Situasi serupa pernah terjadi di MotoGP sebelumnya dan salah satunya melibatkan mentor Bagnaia sendiri yaitu Valentino Rossi.
Pada musim 2015 The Doctor mampu memuncaki tabel klasemen hingga jelang seri terakhir berkat konsistensi untuk finis di posisi tiga besar.
Termasuk dengan awalan kuat berupa selalu naik podium di 12 seri pertama, Rossi dapat mengungguli rekan setim, Jorge Lorenzo, yang lebih sering menang.
Sebelum drama Sepang Clash terjadi di sisa dua seri terakhir, The Doctor memimpin 9 poin atas Por Fuera dengan catatan 4 kemenangan berbanding 6 kemenangan.
Walau pada akhirnya Rossi kalah dari Lorenzo, tidak bisa dimungkiri bahwa konsistensi tetap menjadi nilai penting dari seorang juara dunia.
Bagnaia masih percaya dengan peluangnya.
"Kami harus percaya dengannya. Kami tidak boleh menyerah. Saya akan selalu ebrusaha untuk memberikan yang terbaik," ucap Bagnaia, dikutip dari Crash.net.
"Delapan kemenangan dalam semusim adalah pencapaian yang luar biasa."
"Ini adalah kali pertama bagi saya dan terakhir kali saya melakukannya adalah saat masih di Moto2 pada 2018. Jadi mari terus berusaha."
Di sisi lain, Martin tak mau kalah dengan keuntungan yang dimilikinya sebagai pemimpin dalam perburuan gelar.
"Tentunya sprint terakhir menuju akhir musim akan sulit, Pecco (Bagnaia) adalah pembalap yang luar biasa," kata Martin.
"Akan tetapi, saya merasa bersyukur untuk berada di sini, bersyukur karena saya bisa bersaing seperti tahun lalu."
"Saya merasa lebih kuat. Jadi, mari memperjuangkannya."
"Ada beberapa balapan di mana saya pikir saya sedikit lebih baik, sementara beberapa lainnya Pecco sedikit lebih baik."
"Jadi targetnya adalah menjaga persaingannya berlangsung hingga VAlencia dan memiliki peluang untuk memenanginya."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar