"Karena Sumut (Sumatera Utara) menyatakan tidak mampu, saya berterima kasih sekali kepada Menpora Dito yang berani untuk mengambil keputusan bersama Gibran Rakabuming Raka yang saat itu masih menjabat Walikota Solo, atas kemauan untuk menggelar Peparnas di Solo," ujar Senny.
"Kalau tidak, mungkin Peparnas bisa jadi akan lompat tahun karena baru bisa terselenggara pada 2025."
"Jadi kami sangat lega penyelenggaraan Peparnas 2024 ini sangat sukses dan luar biasa," tambahnya.
Hal yang mengesankan bagi Senny dalam Peparnas 2024 ini adalah karena banyaknya rekor nasional yang tercipta.
Ini masih ditambah satu rekor ASEAN yang terukir.
Sebanyak 144 rekor nasional yang terdiri dari 106 rekor di para atletik, 22 rekor dari para renang, dan 17 rekor dari para angkat berat.
Adapun satu rekor Asia Tenggara datang dari Ahmad Fauzi, atlet lempar cakram F37 Putra, yang berasal dari kontingen Kalimantan Selatan.
"Banyak rekor terpecahkan, banyak air mata yang terurai untuk mencapai prestasi, banyak emosi yang tependam karena belum berhasil, semua menjadi satu dalam ajang ini," kata Senny.
"Dari sini kami berkaca apa yg harus dilakukan demi mencapai prestasi kedepannya."
"Diskriminasi dan marginalisasi masih jadi momok bagi aktivitas kami dalam segala aspek hidup."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar