"Saya punya senjata baru untuk Axelen," katanya dalam wawancara dengan Badminton Europe.
Lanier puas dengan penampilannya pada gim pertama. Pemain seangkatan Alwi Farhan merasa kondisi Axelsen masih cukup prima.
Namun, situasi berubah pada gim kedua. Turunnya level kebugaran Axelsen dengan segera teramati oleh Lanier.
Lanier pun sedikit kesal karena pertandingan pertamanya dengan Axelsen sejak fokus tampil di level senior tidak berakhir sesuai harapan.
"Ketika dia muntah di lapangan, saya seperti merasa sedikit sedih, agak marah," kata Lanier di mixed zone setelah pertandingan.
"Itu sama sekali bukan perasaan yang positif, saya tidak bisa menjelaskannya tetapi itu bukan momen yang menyenangkan bagi saya."
Lanier kecewa karena telah menantikan pertandingan dengan versi terbaik dari Axelsen.
"Saya tidak ingin mengakhiri pertandingan dengan cara seperti ini," kata pemain muda yang kini bertengger di peringkat 21 dunia itu.
Di perempat final Lanier akan menghadapi pemain kuat lainnya yaitu Loh Kean Yew dari Singapura.
Loh merupakan Juara Dunia 2021.
Selain pernah dibesut pelatih legendaris Indonesia yaitu Mulyo Handoyo, Loh juga kerap berlatih bersama Axelsen.
Lanier belum pernah melawan Loh di turnamen. Akan tetapi, misi revans tetap diusung Lanier karena dikalahkan Loh dalam sparing.
"Saya akan mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan nanti," ujar Lanier menambahkan.
"Kami hanya tinggal melakukan analisis, dan yah, memulihkan diri dulu dan kemudian bersiap untuk pertandingannya."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | badmintoneurope.com, Sport.tv2.dk |
Komentar