BOLASPORT.COM - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Jorge Martin (Prima Pramac) makin tertekan dengan persaingan gelar telah menuju babak-babak akhir pada MotoGP Thailand 2024.
Setelah sesi sprint yang begitu intens, Bagnaia dan Martin mulai menghindari hal-hal yang mengganggu pikiran dan mental mereka.
Pada sprint MotoGP Thailand, seri balap ke-18 dari 20 pada musim 2024, kedua kandidat juara dunia sama-sama meraih podium.
Pemandangan seru tersaji lewat pertarungan Bagnaia vs Martin dalam memperebutkan podium runner-up.
Ya, walau bukan berebut posisi pertama, yang plot twistnya malah dimenangi Enea Bastianini (Ducati Lenovo), mereka sama-sama menunjukkan tekad pantang menyerah.
Baca Juga: Muhammad Kiandra Ramadhipa Raih Podium Tertinggi di Race 1 IATC Buriram 2024
Sepeser poin memang sangat berharga di tiga seri terakhir musim ini.
Martin yang sedang memuncaki klasemen, sudah menyerang sejak tikungan pertama dan terus mencari celah Bagnaia sebelum akhirnya melakukan manuver ciamik.
Meski begitu, pengintaian yang dilakukan Bagnaia di belakangnya, tetap tak bisa membuat Martin santai.
Pembalap asal Spanyol itu berusaha melaju kencang dan terus menjauh dari jarak Bagnaia ketika selisih waktu mereka hanya 0,4 detik.
Bahkan, Martin harus beberapa kali sampai melebar dan kena peringatan track limit dua kali akibat melanggar batas sirkuit berwarna hijau.
Dengan podium runner-up, Martin sedikit menjauhkan jarak dari Bagnaia karena selisih mereka bertambah dari 20 sekarang jadi 22 poin dengan 433 poin berbanding 411.
Menjelang sesi race hari Minggu (27/10/2024), Martin sudah enggan memikirkan angka matematis tersebut.
Menurut Martin, yang seharusnya ditanya soal selisih angka adalah pihak Bagnaia, karena murid Valentino Rossi itu yang sedang tertinggal.
Sebagai informasi, dengan 'hanya' selalu finis kedua di sisa 3 balapan GP dan 2 sprint, Martin tetap akan menjadi juara dunia meskipun Bagnaia selalu menang.
Martinator menegaskan hanya ingin fokus balapan dan mencapai target pribadinya tanpa diganggu pertanyaan seputar angka.
"Saya tidak ingin memikirkan matematika," tegas Martin dikutip Bolasport dari Paddock GP.
"Minggu akan menjadi balapan yang sangat sulit. Memikirkan angka-angka yang ada hanya akan mengganggu saya."
"Saya meminta tolong kepada kalian (media) untuk tidak menanyai saya lebih lanjut tentang hitung-hitungan, setidaknya selama beberapa minggu ke depan."
"Saya tidak bodoh, kami harus berlomba berdasarkan hasil Pecco (Bagnaia)," tukas Martin.
Bila Martin diganggu soal urusan matematis, pihak Pecco Bagnaia pun juga tak luput dari tekanan media.
Juara dunia 3 kali itu masih diliputi pertanyaan tentang kemungkinan dia diistimewakan, mendapat pembaruan perangkat, atau dibantu rekan setim di Ducati, dan mungkin para rekan seperjuangan dari lulusan VR46.
Dengan tegas Bagnaia menepis semua dugaan tersebut.
Pembalap asal Turin, Italia itu menegaskan bahwa dia sama sekali tidak pernah meminta untuk dibantu dalam perebutan gelar melawan Martin. Semuanya ingin dilakukannya dengan persaingan sehat.
Kesuksesan Martin akan menjadi tamparan bagi Ducati.
Alasan pertama, Martin akan pindah ke Aprilia karena Ducati lebih memilih Marc Marquez sebagai tandem Bagnaia di tim pabrikan musim depan.
Kedua, Pramac juga akan meninggalkan skuad Ducati karena menerima tawaran untuk menjadi tim satelit Yamaha.
"Saya tahu ini sulit dipercaya, tapi saya belum pernah menerima bantuan dari siapa pun di Ducati," tegas Bagnaia.
"Saya selalu menyukai balapan yang bersih dan pertarungan yang bersih."
"Saya berusaha sebersih mungkin dan tidak menyentuh siapa pun. Selain itu, saya tidak ingin bantuan apa pun dan saya tidak akan memintanya!" kata Pecco Bagnaia memungkasi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Paddock GP |
Komentar