Pada 2016 Iannone menjadi pembalap pertama yang menang dengan motor Ducati di MotoGP sejak Casey Stoner pada 2010.
Lalu sebelum dicekal, Iannone membawa motor Aprilia yang masih dianggap terburuk ke posisi terdepan untuk sesaat dalam balapan GP Australia 2019.
Bakat pembalap asal Vasto, Italia, itu sayangnya tidak didukung dengan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Dia dilepas Ducati karena meminta bayaran lebih tinggi padahal baru saja membuat masalah dengan manuver divebomb yang menggagakan podium ganda di GP Australia 2016.
Pindah ke Suzuki, Iannone mempersulit dirinya sendiri dengan umpan balik yang membuat motor GSX-RR turun kasta dari motor pemenang lomba menjadi penghuni baris belakang.
Pun dengan sidang kasus dopingnya, Iannone seharusnya dihukum 2 tahun tetapi akhirnya lebih lama karena melakukan banding dengan bukti yang tidak kuat.
Upaya banding Iannone membuat Badan Anti-doping Dunia (WADA) turun tangan secara langsung dan memberi sanksi dua kali lipat lebih berat.
Iannone mengaku sudah belajar dari pengalaman buruknya. Rider berusia 35 tahun itu terlihat lebih bersahaja daripada ketika terakhir kali di MotoGP.
"Saya sekarang lebih tua!" candanya, dilansir dari Crash.net.
"Dalam hidup, jangan pernah menyerah. Dalam sekejap mata, semuanya bisa berubah ketika kita tidak memperkirakannya."
"Kita mengira hidup kita akan seperti ini, kita mencoba untuk mengatur segalanya, dan tiba-tiba semuanya hancur."
Iannone sebenarnya sempat dirumorkan akan kembali ke MotoGP tahun depan. Meski demikian, dia telah memperpanjang kontrak dengan tim satelit Ducati di sana, Team GoEleven.
Kembali lagi ke MotoGP suatu saat, Iannone? "Jangan pernah berkata tidak, tetapi saya pikir tidak (akan)," ucapnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar