"Bahkan jumlah lap Sprint terlalu banyak bagi saya, setelah lima lap saya sudah habis."
"Motor ini menghancurkan kita secara fisik, mereka sangat menguras tenaga sehingga sulit untuk mengendarainya."
"Kecepatannya ada, tetapi kalau saja saya memiliki kekuatan untuk berlomba seperti seharusnya dan menyelesaikan balapan... Bagaimanapun, saya senang."
Iannone terakhir kali membalap di kelas utama pada tahun 2019 dengan usia masih 30 tahun saat itu.
Satu perubahan besar yang terjadi sepeninggalan Iannone adalah peran aerodinamika yang makin besar.
Jika pada zaman Iannone hanya di bagian moncong dan fairing samping, komponen aero kini terpasang hampir di setiap sudut motor.
Peran aerodinamika membuat pembalap bisa melaju makin cepat. Namun, untuk mencapai performa tingkat tinggi itu diperlukan pula usaha yang lebih besar dari sebelumnya.
"Ini luar biasa. Ada sistem pengereman yang lebih besar, kita bisa mengerem dengan lebih keras. Ada beban aerodinamis besar yang dihasilkan motor," kata Iannone.
"Kita harus mengerem dengan sangat keras, memacu motornya sejauh mungkin menuju tikungan."
"Makin keras kita melaju, makin baik, seperti F1, makin pelan kita melaju, makin buruk semuanya akan terjadi. Makin cepat kita melaju, motor makin menikung."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Corsedimoto.com, SkySports.com |
Komentar