"Soal kebugaran, saya baik-baik saja, tetapi kami harus segera menemukan cara untuk menghilangkan panas dengan lebih efisien," ungkap Marini dikutip dari Speedweek.
"Saya sampai menderita luka bakar."
"Masalah ini mutlak harus kami perbaiki, apalagi mengingat balapan pertama musim 2025 akan kembali digelar di Asia Tenggara (GP Thailand, red)," jelasnya.
Belum selesai dengan masalah panas motor, Marini juga mengeluhkan chatter alias getaran pada motor RC213V di beberapa titik seperti Tikungan 5 dan Tikungan 12.
"Banyak pembalap lain yang juga mengeluhkan hal itu," jelas Marini, yang akhirnya finis di posisi ke-15 pada balapan MotoGP Malaysia kemarin.
"Sangat sulit bagi kami untuk melewati dua tikungan ini karena kami sulit memiringkan posisi motor karena getaran ini."
Hal yang makin membuat Marini larut dalam kekesalannya adalah fakta bahwa Honda teramat sangat tertinggal ketika bertarung dengan para pembalap bermotor Ducati Desmosedici GP.
'Kecemburuan sosial' terhadap motor Borgo Panigale yang terlalu unggul sampai-sampai membuat Marini menganggap Ducati telah mengancam dan merusak tatanan persaingan MotoGP.
Pada balapan MotoGP Malaysia, Marini secara tidak terencana mengalami adu kecepatan dengan dua pembalap motor Ducati yang melorot ke posisi belakang karena terjatuh.
Dua pembalap yang dimaksud adalah Marc Marquez (Gresini Racing) dan Franco Morbidelli (Prima Pramac). Marquez juga menyalip Marini dari belakang pada balapan di Thailand.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Komentar