Ulsan memang baru saja menjuarai kompetisi kasta tertinggi Korea Selatan, K-League 1, tepatnya pada 1 November lalu.
Walau masih menyisakan dua laga, klub asuhan eks pelatih Timnas Malaysia Kim Pan-gon itu memastikan gelar juara setelah menekuk Gangwon 2-1.
Bidoglio tak menyangka Ulsan HD tak berkutik menghadapi pasukannya.
Pelatih asal Venezuela itu mengatakan para pemainnya memetik hasil dari kerja keras dan pengorbanan mereka.
"JDT bermain sangat baik, sangat intens, sangat dinamis, dan bertahan sangat kompak. Saya sangat senang dengan seluruh skuad saya," ungkap Bidoglio.
"JDT punya filosofi. JDT adalah tim yang berbasis penguasaan bola. Kami suka bermain di sisi lapangan lawan."
"Filosofi kami tidak hanya menguasai bola, tetapi juga menjaga bola. Saat kami kehilangan bola, kami mencoba memulihkannya dalam waktu lima detik."
Mantan pelatih Newell's Old Boys itu menambahkan, "Sangat sulit untuk bermain dengan cara kami bermain, tetapi saya sangat senang kepada para pemain, karena di setiap pertandingan, mereka memberikan banyak pengorbanan."
"JDT adalah tim besar, kami menunjukkan permainan kami. Saya bangga dengan seluruh skuad saya, bukan hanya beberapa pemain."
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar