BOLASPORT.COM - Pelatih Daejeon JungKwanJang Red Sparks, Ko Hee-jin, menyesali kekalahan timnya dari Suwon Hyundai E&C Hillstate dalam lanjutan Liga Voli Korea 2024-2025.
JungKwanJang Red Sparks harus takluk dari Hyundai Hillstate dalam pertandingan yang dihelat di Chungmu Gymnasium, Daejeon, Korea Selatan, Jumat (8/11/2024).
Kecolongan lalu nyaris memaksakan laga berlanjut ke set kelima, Red Sparks tumbang dengan skor ketat 1-3 (12-25, 29-27, 22-25, 37-39).
Laga ekstra alot pada set keempat tersebut masuk buku rekor Liga Voli Korea.
Mengutip Yonhap News Agency, skor 39-37 merupakan skor set terbesar yang ketiga di kompetisi Liga Voli Korea.
Rekor tertingginya adalah 42-40 juga melibatkan Red Sparks pada 31 Desember 2005.
Saat itu tim asal Daejeon masih bernama KT&G Ariels. Skor tercipta pada set pertama dari laga kontra Korea Expressway Corporation.
Sementara catatan tertinggi kedua terjadi pada set kedua dari laga Heungkuk Life Pink Spiders kontra IBK Altos di mana skornya 39-41.
Baca Juga: Liga Voli Korea - Sejak Awal Mega Sudah Ditandai Blocker Timnas Korea di Hyundai Hillstate
Red Sparks sejatinya hampir meraih kemenangan setelah mendapatkan set point di 35-35 dari kesalahan lawan.
Akan tetapi, bola serangan dari Megawati Hangestri Pertiwi yang memang dikawal memberi lawan angin untuk membalikkan keadaan.
Megawati sendiri menjadi pencetak poin terbanyak di pertandingan kali ini dengan total 34 poin, sama seperti opposite Hyundai Hillstate yaitu Moma Bassoko.
Menariknya, Mega tak hanya mendapatkan poin terbanyak dari serangan (30 poin dengan rasio 44,12 persen) tetapi juga blok (3 poin).
Blok Red Sparks tidak berjalan dengan baik. Sementara Hyundai Hillstate mencetak 13 poin blok, Red Sparks cuma 4 poin.
Dua middle blocker andalan Red Force, Jung Ho-young dan Park Eun-jin, tampil di bawah performa dalam pertandingan kemarin.
Jung Ho-young paling disorot karena dari 19 kali percobaan blok, hanya 4 yang mengenai bola, dan 11 lainnya gagal.
Catatan empat kali blok pemain dengan tinggi 190cm tersebut bahkan sama dengan Mega yang sejatinya berposisi opposite.
Ko Hee-jin selaku pelatih mengakui anak asuhnya itu tampil di bawah level sebenarnya.
"Tadi memang hari yang buruk bagi Jung Ho-young," kata Ko Hee-jin yang juga mantan pemain middle blocker, dilansir dari The Spike.
"Situasinya tidak mudah ketika kita tidak tampil dengan level normal. Dia harus lebih siap ke depannya," imbuhnya.
Selain Jung Ho-young, sorotan juga tertuju kepada pemain asing, Vanja Bukilic, yang kurang berdampak dengan tugas penerimaan bola.
Tergeser dari posisi opposite ke outside hitter karena kemampuan spike lebih baik di sisi kiri daripada Megawati, Bukilic mendapat tugas tambahan dalam receive.
Akan tetapi, rasio 37,14 persen dalam receive yang dibukukan Bukilic kalah jauh dari OH Hyundai, Wipawee Srithong (55,56 persen).
"Penerimaan bola Bukilic terkadang bagus dan terkadang tidak terlalu bagus, tetapi dia memang dikalahkan dalam bola susulan."
Dan terakhir adalah poin dari eror di mana Red Sparks melakukannya 21 kali sedangkan Hyundai Hillstate hanya 14 kali.
"Hyundai E&C benar-benar terorganisir dengan baik. Di sisi lain, kami membuat terlalu banyak kesalahan dalam momen set point," kata Ko Hee-jin.
"Jika kami bisa memperbaiki diri di area ini, saya rasa kami bisa memainkan permainan yang bagus di putaran kedua."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | thespike.co.kr, yna.co.kr |
Komentar