Setelah gol penalti sukses dikonversi Djamiat, Tee San Liong menambah keunggulan Indonesia dengan gol ketiga, lalu menyundul bola hasil crossing Aang Witarsa dan masuk ke gawang untuk melahirkan gol keempat.
Djamiat kembali berhasil membobol gawang Jepang dari titik putih selepas jeda dan sisanya adalah usaha Tim Samurai untuk mengatasi defisit yang tidak kesampaian.
"Pemain yang menonjol dari tim Indonesia adalah Ramang dan kiper Parengkuan," lanjut laporan Nieuwsgier.
Pogacnik disebut merasa senang dengan kemenangan ini, tetapi masih agak kecewa karena pemainnya terlalu banyak melepaskan tembakan dari jarak jauh.
"Pelatih Jepang Shigemaru Takenokoshi mengatakan bahwa tim terbaik telah menang."
"Taktik tim Jepang untuk menjaga permainan operan pendek terbukti tidak efisien. Bola selalu dapat dicegat oleh para pemain Indonesia yang lebih cepat," tulis koran tersebut menggambarkan kehebatan Ramang dkk dalam mengiris pertahanan maupun membendung serangan timnas Jepang.
Hasil membanggakan itu diikuti kemenangan telak 4-0 atas India yang menempatkan tim asuhan Pogacnik di puncak klasemen grup.
Sayangnya Indonesia dikalahkan Taiwan 2-4 pada semifinal.
Meskipun demikian, warisan kemenangan bersejarah di Manila menjadi bukti bahwa sepak bola kita pernah berada di atas Jepang.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | RSSSF.com, delpher.nl |
Komentar