BOLASPORT.COM - Kemenangan besar timnas Indonesia atas Jepang 7 dekade silam menjadi kisah klasik yang patut dibanggakan Sang Garuda jelang pertemuan kedua tim di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Timnas Indonesia menjamu Jepang pada pertandingan kelima di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ronde ketiga.
Bentrokan ini dipentaskan di Gelora Bung Karno, Jumat (15/11/2024) pukul 19.00 WIB.
Samurai Biru merupakan tim nomor wahid di Asia mengacu kepada peringkat di daftar FIFA.
Timnas Jepang meroket di peringkat 15, unggul 115 anak tangga di atas Indonesia (130)!
Status tersebut diejawantahkan pasukan Hajime Moriyasu ke dalam performa terbaik di antara semua kontestan putaran ketiga.
Pun soal kualitas materi, Jepang sudah bisa disejajarkan dengan tim-tim kuat dunia karena banyaknya bintang mereka yang memperkuat klub elite Eropa.
Ihwal rekor pertemuan, angkanya ikut jomplang memihak Negeri Sakura.
Terdapat banyak versi pencatatan sejarah mengenai riwayat head-to-head Garuda melawan Samurai di beberapa sumber.
Distingsi terjadi lantaran ada sejumlah momen ketika Indonesia maupun Jepang menurunkan tim B, cadangan, atau skuad seleksi dalam sebuah turnamen masa lalu sehingga kelayakan hasilnya untuk dihitung menjadi perdebatan.
Kalau mengacu kepada satu sumber saja, RSSSF, Jepang begitu superior dengan memenangi 12 dari 18 pertemuan.
Timnas Indonesia hanya kebagian 4 kemenangan yang semuanya terjadi sebelum memasuki dekade 1980-an.
Akan tetapi, hampir semuanya sepakat mencantumkan momen laga 2 Mei 1954 sebagai kemenangan bersejarah Sang Garuda.
Baca Juga: Dicari, Pemain Pertama yang Bisa Bobol Gawang Timnas Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Saat itulah pertama kalinya duel Indonesia vs Jepang tercatat secara resmi dan langsung dimenangkan timnas Indonesia.
Tim asuhan Toni Pogacnik melibas pasukan Samurai dengan skor 5-3 pada fase grup Asian Games 1954 di Stadion Rizal Memorial, Manila.
Pada 70 tahun silam, turnamen yang kerap disebut juga Asiad baru memasuki penyelenggaraan kedua.
Timnas Jepang berstatus peraih perunggu pada edisi pertama di New Delhi 1951, sedangkan Indonesia gugur di perempat final.
Pemberitaan di media ketika itu secara jelas menggambarkan kekuatan Indonesia sebagai macan Asia yang disegani pada masanya.
Tim yang dimotori Si Kancil Andi Ramang membombardir gawang Jepang 4 kali pada babak pertama saja, di mana pertandingan masih memakai format 2x40 menit.
Gol-gol Ramang (10'), Tee San Liong (33', 36'), serta dua tendangan penalti Djamiat Dhalhar (25', 41') bikin skuad Jepang tak berkutik.
Pada paruh pertama, gawang Indonesia yang dijaga Parengkuan cuma bobol sekali lewat penalti Takashi Kano (20'), lalu baru bertambah seusai jeda melalui Masanori Tokita (70') dan Takashi Takabayashi (80').
Skuad Pogacnik disebut tampil superior dan membuat barisan Samurai Jepang tak berkutik dengan kecepatan dan serangannya.
"Kesuksesan pertama di Asiad; Indonesia memukul Jepang 5-3," begitu bunyi judul di harian pagi berbahasa Belanda, De Nieuwsgier, yang terbit di Jakarta 1945-1957.
"Penampilan pertama dari delegasi Indonesia dalam festival olahraga yang mewah ini langsung membawa kemenangan."
"Tim Indonesia superior dalam hal kecepatan. Selain itu, lini depan mereka terbukti lebih terampil dalam menembak."
"Tim Jepang bertahan dengan permainan pendek dan tidak produktif."
"Setelah 10 menit pertandingan berjalan, penyerang tengah Ramang menggiring bola melewati barisan pertahanan Jepang. Ia berhasil mencetak gol pertama untuk Indonesia," lanjutnya.
Setelah gol penalti sukses dikonversi Djamiat, Tee San Liong menambah keunggulan Indonesia dengan gol ketiga, lalu menyundul bola hasil crossing Aang Witarsa dan masuk ke gawang untuk melahirkan gol keempat.
Djamiat kembali berhasil membobol gawang Jepang dari titik putih selepas jeda dan sisanya adalah usaha Tim Samurai untuk mengatasi defisit yang tidak kesampaian.
"Pemain yang menonjol dari tim Indonesia adalah Ramang dan kiper Parengkuan," lanjut laporan Nieuwsgier.
Pogacnik disebut merasa senang dengan kemenangan ini, tetapi masih agak kecewa karena pemainnya terlalu banyak melepaskan tembakan dari jarak jauh.
"Pelatih Jepang Shigemaru Takenokoshi mengatakan bahwa tim terbaik telah menang."
"Taktik tim Jepang untuk menjaga permainan operan pendek terbukti tidak efisien. Bola selalu dapat dicegat oleh para pemain Indonesia yang lebih cepat," tulis koran tersebut menggambarkan kehebatan Ramang dkk dalam mengiris pertahanan maupun membendung serangan timnas Jepang.
Hasil membanggakan itu diikuti kemenangan telak 4-0 atas India yang menempatkan tim asuhan Pogacnik di puncak klasemen grup.
Sayangnya Indonesia dikalahkan Taiwan 2-4 pada semifinal.
Meskipun demikian, warisan kemenangan bersejarah di Manila menjadi bukti bahwa sepak bola kita pernah berada di atas Jepang.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | RSSSF.com, delpher.nl |
Komentar