Bagaimana tidak? Pembalap berusia 27 tahun itu memiliki statistik yang mengesankan pada musim ini melalui raihan 16 podium dengan 11 kemenangan.
Jumlah tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan Martin untuk sesi balapan utama yang mengemas 16 podium dengan tiga kemenangan.
Martin memiliki perbedaan untuk merebut gelar juara dunia dari tangan Bagnaia dengan performa yang lebih konsisten terutama saat sprint race.
Poin-poin dalam sesi balapan mini musim inilah yang membuat Bagnaia tidak bisa menyaingi rider berkebangsaan Spanyol tersebut.
Apa yang dialami Bagnaia musim ini mirip dengan momen saat mentornya, Valentino Rossi berjibaku bersama Yamaha pada musim 2006 silam.
Dengan format satu balapan di hari Minggu, The Doctor menunjukkan kegemilangannya menghadapi rival terkuatnya saat itu mendiang Nicky Hayden.
Rossi cukup kompetitif dengan membukukan total 10 podium dengan lima kemenangan dari 17 seri balapan pada musim itu.
Adapun andalan Repsol Honda tersebut juga menorehkan 10 podium dengan 2 kemenangan.
Meski kalah dari segi jumlah kemenangan, Hayden tampil konsisten dan bersaing di barisan depan dibandingkan Rossi.
Setidaknya, pria Amerika Serikat itu hanya menorehkan satu kali hasil gagal finis saja sepanjang tahun tersebut.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar