BOLASPORT.COM - Pembalap Pertamina Enduro VR46, Fabio Di Giannatonio, harus menanggung risiko lebih banyak setelah manajemen krunya kembali diganti untuk MotoGP 2025.
Tantangan pembalap yang akrab disapa Diggia pada musim depan berlapis-lapis.
Dia baru saja menjalani operasi dislokasi bahu dan butuh waktu untuk memulihkan kebugaran fisik.
Pada saat bersamaan, dia juga dituntut harus bisa segera beradaptasi dengan motor Ducati Desmosedici GP25 yang akan dia pakai balapan pada MotoGP 2025.
Diggia adalah satu dari tiga pembalap saja yang akan dibekali Ducati dengan motor pabrikan terbaru mereka.
Baca Juga: Yamaha Memang Terpuruk, tapi Pramac Janji Bawa Mentalitas Rasa Ducati
Otomatis, pekerjaan rumah Diggia juga bertambah karena dia harus menyesuaikan diri dengan cara bertahap. Sebab tahun ini pembalap kelahiran Roma, Italia itu memakai GP23.
Harus ada penyesuaian untuk beradaptasi dengan cara kerja motor GP23 ke GP25, tanpa menjajal GP24. Pasti ada perbedaan masif yang terasa.
Tak cuma dua hal itu, tantangan besar yang juga harus dihadapi Diggia adalah dia bakal berganti kepala kru lagi.
Musim depan, Diggia akan ditemani Massimo Branchini, bekas kepala kru Franco Morbidelli di Pramac.
Adapun kepala kru Diggia musim ini, David Munoz akan pindah ke Monster Energy Yamaha menjadi kepala kru Alex Rins.
Munoz sendiri merupakan mantan kepala kru Valentino Rossi saat di Yamaha dan Luca Marini di VR46. Tidak ada alasan detail yang terungkap dari perpindahan kepala kru ini.
Diggia pun yang paling merasa berat. Karena total dia sudah ganti kepala kru sampai enam kali dalam lima tahun terakhir.
"Itu tidak ideal dalam karier. Ini akan menjadi kepala kru keenam dalam lima tahun. Itu bukan hal luar biasa," kata Diggia dikutip Bolasport dari Speedweek.
Tetapi, dia mengambil hikmah. Toh, Massimo Branchini akan jadi kepala kru dia sampai dua musim ke depan sesuai kontrak Ducati sampai 2026.
Pembalap 27 tahun itu membayangkan bahwa memiliki kepala kru yang sama akan membawa lebih banyak benefit.
Terutama dari segi chemistry.
Setidaknya dalam dua tahun ke depan dia tidak akan ganti kepala kru. Ini akan memuluskan misinya buat memaksimalkan bekal GP25 yang sama dengan milik Francesco Bagnaia dan Marc Marquez.
"Memiliki orang yang sama selama dua tahun akan menjadi langkah besar dalam karier saya karena jika Anda memulai musim dengan motor yang sama dan kru yang familiar, maka Anda dapat melanjutkan tahun sebelumnya untuk memperbaiki yang kurang," jelas Diggia.
"Kalau tidak, Anda selalu memulai dari awal dan kurang pengetahuan sebelumnya," kata dia berkaca dari pengalamannya.
"Anda bisa lihat Pecco, dia berada di level yang luar biasa dan pembalap yang kuat, salah satunya karena dia punya motor yang sama dan orang yang sama selama bertahun-tahun."
"Begitu pula Martin sampai sekarang."
"Jika Anda memiliki paket motor yang sama bertahun-tahun, Anda bekerja secara detail dan dapat meningkatkan lebih banyak dibandinghkan jika Anda sering berubah struktur tim," jelasnya.
Diggia pun menyambut baik kehadiran Massimo Branchini jadi kepala kru barunya. Dia sangat antusias untuk membangun chemistry baru.
"Saya sangat menghormati MAssimo, karena dia mengejarkan pekerjaan luar biasa di Moto2 dan MotoGP bersama Franky (Morbidelli)."
"Saya selalu ingin bekerja dengannya."
"Kru baru saya juga akan sangat bagus, orang-orang teknisi elektronik saya nanti merupakan tim yang membawa Martin juara dunia," ucap Diggia.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar