BOLASPORT.COM - Turnamen BWF World Tour Finals 2024 akan menjadi ajang terakhir bagi pasangan ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, sebagai tandem.
Meski belum ada pengumuman resmi dari PBSI atas nama pemain dan pelatih di pelatnas PBSI untuk 2025, sudah ada bocoran bahwa Dejan akan berpartner dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Fadia direncanakan tampil pada nomor ganda putri dan ganda campuran sambil menunggu Apriyani Rahayu pulih dari cedera.
"Sebenarnya memang kemarin sudah pembicaraan dari PB Djarum dan pihak PBSI tentang (Dejan ke pelatnas)," kata pelatih Dejan/Gloria, Vita Marissa di Jakarta.
"Kalau saya pribadi memang tujuannya kami sekarang dari klub itu adalah mendukung PBSI. Jadi, kalau memang diminta dan dibutuhkan ya kenapa tidak?"
"Pasti akan prioritas dan tujuannya memang untuk PBSI. Sebenarnya tergantung pandangan orang ya."
"Kalau saya melihatnya peta kekuatannya ganda campuran Indonesia saja sekarang seperti apa. Bisa dibilang kurang baik-baik saja karena belum ada pasangan yang benar-benar dominan."
Menurut Vita, dengan adanya Gloria diantara persaingan ganda campuran Indonesia menunjukkan bahwa dia masih punya peluang untuk bersaing.
Sejak diduetkan pada 2022, pencapaian Dejan/Gloria cukup mencuri perhatian setelah Gloria terdepak dari Pelatnas PBSI.
Dejan/Gloria mampu tampil mengejutkan dengan berhasil menjadi juara empat kali secara beruntun dan tiga kali menembus babak semifinal.
Meskipun penampilan mereka juga tak langsung klop pada tiga turnamen pertama yang hanya terhenti pada babak-babak awal.
Penampilan debut Dejan/Gloria langsung terjadi di turnamen BWF World Tour Super 1000 All England Open 2022.
Dejan/Gloria hanya mampu sampai pada babak kedua setelah digulingkan pasangan unggulan dari Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Perjalanan Dejan/Gloria juga belum menemui hasil usai tersingkir lebih cepat ketika berlaga pada Swiss Open dan Thailand Open 2022.
Merasa belum cukup untuk bersaing di turnamen yang lebih tinggi, Dejan/Gloria memilih memulai semuanya dari awal dengan mengikuti ajang Challenge maupun Series.
Hasilnya cukup membuahkan hasil dengan menyabet empat gelar juara beruntun pada Denmark Masters, Indonesia International Series, Vietnam Open Super 100 dan Malang Indonesia International Challenge 2022.
Walaupun turnamen yang dijuarai merupakan turnamen yang levelnya masih rendah, pencapaian tersebut cukup membuat posisi Dejan/Gloria melesat pada klasemen peringkat dunia BWF dan kini menduduki ranking ke-13 dunia.
Dejan/Gloria bahkan menjadi satu-satunya wakil ganda campuran Indonesia yang lolos ke BWF World Tour Finals saat wakil pelatnas pada sektor ini tak memiliki wakil.
"Tetapi, masalahnya kami harus sama-sama sadari. Memang umur, usia. Usia itu sebenarnya sama saja lah. Mungkin Butet (Liliyana Natsir) dulu waktu Olimpiade Rio 2016 sudah berumur 31 tahun dan juara dunia pada umur 32 tahun," tutur Vita
"Sebenarnya kami bisa realistis. Sejauh mana dia bisa bertahan, kami bisa melihat. Mungkin durasi jangkanya lebih pendek. Kalau Dejan mungkin lebih panjang."
Terkait permintaan Dejan ke pelatnas PBSI, Vita memakluminya.
"PBSI mengerti apa yang mereka butuhkan. Kami dari klub tidak ada niat untuk menghambat dipanggilnya ke pelatnas. Tujuannya memang setelah Olimpiade harusnya sudah dipikirkan ke depan," tutur Vita.
"Kecuali kalau Dejan/Glo juga mereka memberikan prestasi yang benar-benar stabil. Namun, mereka juga up-down, di PBSI juga sama.Makanya harusnya kita bisa lebih cepat."
"Namun, kami tidak tahu ya dengan pergantian pengurus dan lain-lain. Kembali lagi kami harus lihat dulu siapa yang keluar pelatnas misalnya. Atau siapa yang di dalam."
"Inirinya kalau ada yang keluar dari pelatnas harapannya masih bisa bersaing, tetapi kami harus melihat dulu,"
"Misalnya Gloria, Melat (Daeva Oktavianti), (Praveen) Jordan. Dia masih bisa bersaing tidak? Kami maksimalikan dan usahakan dengan harapan ada yang bisa bertahan."
"Misalnya kalau Jordan, Melati mungkin bertahan waktu itu berapa lama ya? Setahun, dua tahun. Gloria bisa bertahan. Setidaknya Gloria juga bisa membuktikan kalau dia masih bisa gitu aja. "
Soal rencana duet PB Djarum, Bobby Setiabudi/Melati, Vita masih melihat peluangnya.
"Kami pelan-pelan dulu. Siapa yang bisa karena memang tidak mudah kalau sudah keluar dari pelatnas. Bersaing itu bukan hal yang mudah. Di tengah keterbatasan sparring, terus komitmennya dia sendiri itu sudah satu hal yang paling sulit."
"Untuk Gloria setelah dipanggil pelatnas untuk memperkuat Sudirman Cup (2024) bermain bagus dengan Dejan satu kali melawan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong," kata Vita.
"Dejan dipikirkan untuk jangka panjang. Kami dari klub mendukung saja. Pasti pelatnas juga memikirkan yang terbaik dari koh Herry (IP)."
"Soal berpasangan dengan Fadia karena dasarnya dia bermain pada ganda campuran pada Kejuaraan Dunia Junior. Jadi, peluangnya ada. Begitu pula dengan Rinov/Lisa. Ganda campuran agak susah karena chemistry-nya."
"Menggabungkan dua pemain tidak mudah. Mudah-mudahan mereka bisa beradaptasi dengan cepat. Tetapi, tidak masalah karena komunikasi saya dengan PBSI baik."
"Saya memberi gambaran kalau Dejan masuk ke pelatnas bagaimana. Apapun segala kemungkinan itu sudah ada gambaran."
Vita sebenarnya merencanakan Dejan/Gloria tampil pada Malaysia Open 2025.
"Tetapi, saya belum berbicara lagi soal itu. Tinggal bagaimana kebijakan berdua (Dejan dan Gloria). Mereka mau main juga masih boleh. Tetapi, kalau Dejan mau difokuskan ke Fadia juga silakan," ucap Vita.
"Mudah-mudahan fokusnya ke World Tour Finals tidak terganggu. Harapannya saya bisa mempersembahkan Dejan versi kedua. Dulu jadi pemain, sekarang jadi pelatih. Mudah-mudahan Dejan juga bisa maksimal di situ."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar