Wasit lapangan yang memimpin pertandingan Steven Ong asal Malaysia kemudian memanggil hakim garis untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Setelah beberapa saat mendengarkan penjelasan hakim garis bahwa dia memang terbatuk, uniknya wasit lapangan justru memutuskan "let" alias reli diulangi.
Referee BWF berseragam merah pun ikut turun, tetapi hanya menurut dengan keputusan wasit lapangan.
Li Shi Feng pun otomatis bingung dan heran bagaimana bisa reli diulang ketika pemain lawan memang error sendiri?
Faktanya, batuk sang hakim garis tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan riuh sorak sorai pendukung Negeri Tirai Bambu di tribun yang ramai. Belum lagi dengan alat-alat penyuara yang juga menambah berisik.
Komentator BWF Gillian Clark pun bertanya-tanya dengan keputusan wasit.
"Sepertinya dia (Antosen) memprotes gara-gara hakim garis batuk."
"Tetap, saya tidak pernah melihat keputusan semacam ini, membiarkan reli diulang (let) ketika reli sudah berjalan lama dan karena batuknya seseorang."
Sementara itu rekan komentator Clark, Steen Pedersen juga membandingkan dengan yang pernah terjadi pada tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.
Gregoria malah lebih jelas terganggu akibat flash ketika menghadapi Akane Yamaguchi (Jepang) pada turnamen prestisius All England Open 2024.
"Ya, tidak pernah sebelumnya ada wasit yang memutuskan mengulang reli seperti ini," ucap Pedersen.
"Seperti dulu waktu Gregoria Mariska, terganggu flash ketika Yamaguchi baru melakukan servis, tetapi saat itu wasit tidak menerima protesnya dan tetap poin untuk Yamaguchi," ujar Pedersen.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com, BWF TV |
Komentar