"Sepertinya dia (Antosen) memprotes gara-gara hakim garis batuk."
"Tetapi, saya tidak pernah melihat keputusan semacam ini, membiarkan reli diulang (let) ketika reli sudah berjalan lama dan karena batuknya seseorang."
Sementara itu rekan komentator Clark, Steen Pedersen juga membandingkan dengan yang pernah terjadi pada tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.
Gregoria malah lebih jelas terganggu akibat flash ketika menghadapi Akane Yamaguchi (Jepang) pada turnamen prestisius All England Open 2024.
"Ya, tidak pernah sebelumnya ada wasit yang memutuskan mengulang reli seperti ini," ucap Pedersen.
"Seperti dulu waktu Gregoria Mariska, terganggu flash ketika Yamaguchi baru melakukan servis, tetapi saat itu wasit tidak menerima protesnya dan tetap poin untuk Yamaguchi," ujar Pedersen.
Namun wasit telah membuat keputusan dan hasilnya tidak dapat diganggu gugat.
Wasit Steven Ong memutuskan reli diulang.
Li hanya bisa pasrah menurut dan mengulang servisnya dengan situasi hati yang tak enak.
Karena kedudukan yang tadinya bisa 18-18, harus kembali diulang ke kedudukan 17-18.
Baru dua reli pukulan, poin untuk Antonsen didapat leeat dropshotnya. Penonton di tribun langsung bersorak "boo" kepada Antonsen.
Sedangkan Fokus Li sendiri sudah hilang dan mungkin masih kecewa karena insiden ini.
Pada akhirnya, Li kalah dari Antonsen dengan skor akhir 14-21, 19-21.
Setelah kontroversi ini terjadi, warganet juga ramai membicarakan sikap Antonsen yang banyak dinilai terlalu sering mendramatisir dan mencoba bermain licik hingga dianggap kurang sportif.
View this post on Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com, BWF TV |
Komentar