Lalu yang memakai motor pabrikan pun kini cuma tiga pembalap. Dua pembalap tim utama Ducati, Francesco Bagnaia dan Marc Marquez, satu lagi adalah pembalap VR46, Fabio Di Giannantonio.
Tardozzi pun sedikit flashback tentang keputusan timnya yang membuat perubahan dengan merekrut pembalap muda yang niatnya jadi prinsip perubahan mereka untuk mendobrak kelas MotoGP.
“Saya harus menengok masa lalu sedikit," kata Davide Tardozzi mengawali, dikutip Bolasport dari Speedweek.
"Pada tahun 2020, Ducati mengambil keputusan untuk mengubah susunan pembalap dari usia lebih tua dan gaya berkendara lama seperti Dovizioso dan Petrucci menjadi pembalap muda dengan gaya berbeda."
"Ide ini membawa kami selangkah lebih maju. Berkat gaya berkendara yang berbeda ini, sepeda motor kami dapat dieksploitasi secara lebih maksimal."
"Kami pikir gaya mengemudi adalah sesuatu yang sangat penting dan melihat ke belakang, saya dapat mengatakan bahwa kami benar. Selain itu, kami tiba-tiba memiliki pengemudi yang sangat muda. Hari ini kami mendapatkan hasil bagus dan bisa mengambil jalan berbeda," katanya lagi.
Namun nasi sudah jadi bubur.
Tardozzi harus merelakn dua talenta muda ke kubu tim lain.
Sebenarnya, ada satu sosok pembalap muda yang diharapkan bisa menggebrak lewat perekrutan Fermin Aldeguer ke Gresini.
Hanya saja, potensi Aldeguer musim depan juga masih akan dibayangi dua rivalnya dari Moto2 yang juga akan debut sebagai rookie, Ai Ogura (Trakchouse Aprilia) dan Spmkiat Chantra (LCR Honda).
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar