BOLASPORT.COM - Setelah Juventus dipastikan kehilangan salah satu kesempatan meraih trofi musim ini, pelatih Thiago Motta semakin tersudut oleh kritikan yang menyebut dia bukan juru taktik yang berorientasi menang.
Juventus baru saja kalah di babak semifinal Piala Super Italia.
Pada Jumat (3/1/2025) di Riyadh, Arab Saudi, Si Nyonya Tua ditaklukkan AC Milan 1-2.
Supercoppa Italiana adalah salah satu dari 5 ajang yang memberikan peluang kepada I Bianconeri untuk meraih trofi musim ini.
Juve juga berkompetisi di Liga Italia, Coppa Italia, Liga Champions, dan Piala Dunia Klub.
Kini peluang pertama sudah lepas dari tangan Tim Hitam Putih.
Cara Juventus kalah dari Milan menempatkan Thiago Motta dalam sorotan negatif.
La Vecchia Signora sebetulnya sudah unggul lebih dulu pada menit ke-21 lewat gol Kenan Yildiz.
Tetapi, mereka kemudian kolaps dalam selang waktu hanya 4 menit.
Christian Pulisic menyamakan skor di menit ke-71 dan gol bunuh diri Federico Gatti pada menit ke-75 membalikkan keadaan.
Ini bukan pertama kalinya Juventus membuang hasil setelah unggul lebih dulu.
Sebelum di Supercoppa Italia, Juve sudah 5 kali mengalaminya di Liga Italia.
Skuad besutan Motta gagal menang atas Cagliari, Inter Milan, Lecce, Venezia, dan Fiorentina kendati sempat unggul lebih dulu.
Dalam 5 laga tersebut, Juventus akhirnya hanya mendapatkan hasil seri.
Di Liga Italia, Si Nyonya Tua lebih banyak bermain imbang daripada menang.
Walaupun belum terkalahkan, Juve hanya 7 kali menang dalam 11 laga.
Akibatnya mereka masih tertahan di peringkat 6 klasemen Serie A.
Kalau saja 5 laga melawan Cagliari, Inter Milan, Lecce, Venezia, dan Fiorentina bisa dimenangi, Tim Zebra saat ini bisa mendapatkan 10 poin lebih banyak.
Koleksi Juventus bisa mencapai 42 poin dan jumlah itu akan menempatkan mereka di puncak klasemen.
Berkali-kali gagal mengamankan kemenangan dari posisi unggul, kinerja sang pelatih kini dikritik oleh salah satu legenda Juventus.
"Juventus kalah karena Thiago Motta tidak berobsesi untuk memenangi pertandingan," tukas Alessio Tacchinardi seperti dikutip dari Tuttomercatoweb.
"Sekali lagi kita melihat Juventus yang memegang kontrol selama 60 menit."
"Kemudian konsentrasi yang hilang membuat lawan bisa bangkit."
"Juventus bermain, mengontrol, mendominasi, tetapi kemudian sering membuang keunggulan," lanjut mantan gelandang Juventus pada selang 1994-2007 itu.
Motta sendiri mengakui bahwa penampilan timnya tidak memuaskan.
Mereka seharusnya lebih siap daripada AC Milan yang cuma punya waktu beberapa hari untuk berlatih bersama pelatih baru, Sergio Conceicao.
"Kami tidak bisa senang dengan apa yang kami lakukan," kata mantan pelatih Bologna ini.
"Milan melakukan sangat sedikit dan kami kebobolan 2 gol. Dalam laga seperti ini kami tidak boleh kemasukan 2 gol."
"Ini kekalahan yang signifikan karena kami punya peluang besar lolos ke final."
"Hasil hari ini sangat disayangkan karena kami sudah memegang tiket final itu selama 70 menit dan gagal mengamankannya."
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tuttomercatoweb.com |
Komentar