"Kalau dia fit, maka saya melihat dia sebagai seorang penantang yang kuat di setiap turnamen yang diikutinya," ucap Kenneth Jonassen, dilansir dari The Star.
"Benar saya berpikir keputusan bagus baginya untuk tidak bermain di World Tour Finals karena dia tidak siap 100 persen."
"Namun, kalau dia datang ke Malaysia dan berkata dirinya siap, maka dia akan menjadi tantangan bagi semua pemain," imbuhnya.
Axelsen tetap dipandang sebagai pemain tunggal putra paling berbahaya kendati kehilangan aura tak terkalahkan pada tahun lalu.
Tahun lalu Axelsen hanya tiga kali menjadi juara yaitu di Malaysia Masters dan Hong Kong Open yang levelnya Super 500 serta medali emas di Olimpiade Paris 2024.
Meski begitu, keberhasilan meraih emas Olympic secara back-to-back menjadi salah satu alasan para koleganya memilihnya sebagai BWF Player of The Year 2024.
Para pemain Indonesia untungnya dijauhkan dari Axelsen di babak-babak awal.
Hasil undian menempatkan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting di paruh yang berbeda dengan Axelsen pada Malaysia Open 2025.
Artinya, Jonatan dan Ginting baru bisa bertemu Axelsen di babak final.
Axelsen dipandang Jonassen tetap haus akan kemenangan kendati sering cedera dan usianya sudah memasuki 31 tahun pada Sabtu (4/1/2025) selumbari.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar