Lagi-lagi tak awet, Kluivert kembali bertugas sebagai bos interim di Curacao ketika pelatih kepala mereka, Guus Hiddink, terserang COVID-19 (2021).
Dua tahun menyusul, petualangan baru dilakoninya bersama klub Turki, Adana Demirspor (2023).
Hingga akhirnya, tawaran dari Indonesia menghadirkan satu lagi destinasi eksotis bagi kolektor 79 caps dan 40 gol untuk timnas Belanda.
Dengan demikian, lengkap sudah petualangan Patrick Kluivert 'mengelilingi' Bumi.
Ia kini meracik kemampuan manajerialnya dalam beragam peran di Eropa, Australia, Amerika, Afrika, dan kini Asia. Pas lima benua!
Perjalanan tersebut tidak lepas dari peran Louis van Gaal selaku mentor utama Kluivert.
Ia besar dan diroketkan Van Gaal ke tim utama Ajax pada 1994 serta menjadi bagian generasi emas bersama Marc Overmars, Dennis Bergkamp, Frank dan Ronald de Boer, Edgar Davids, Clarence Seedorf, hingga Edwin van der Sar.
Kluivert juga diandalkan LvG untuk memperkuat lini depan Barcelona dan timnas Belanda.
Dengan catatan 210 pertandingan dan 106 gol, Kluivert paling banyak tampil dan mencetak gol ketika diasuh Van Gaal sepanjang karier sepak bolanya.
Kepercayaan Van Gaal untuk mengajaknya sebagai asisten di timnas Belanda juga membuktikan Kluivert seperti lahir di lengan pria berusia 73 tahun tersebut.
Wajar apabila Van Gaal sudah bisa dianggap seperti ayah dalam karier sepak bola sang pelatih anyar timnas Indonesia.
"Louis van Gaal mengangkat saya ketika saya masih 17 tahun dan merekrut saya dari AC Milan ke Barcelona pada 1998," kata Kluivert.
"Dia benar-benar menginspirasi saya," ujarnya tentang sang mentor.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Vi.nl, Transfermarkt.com |
Komentar