Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
20. Anatoli Fyodorovich Polosin (Rusia/1990-1992 & 1994)
Pelatih asal Rusia ini disambut dengan nada pesimisme. Metode kepelatihannya yang superkeras juga sempat menjadi perdebatan. Keraguan tersebut akhirnya terbayar dengan hasil manis.
Polosin mampu melahirkan pemain yang mampu berlari sepanjang 4 kilometer dalam waktu 15 menit dan membuat VO2max pemain Indonesia seperti pemain Eropa. Timnas Indonesia yang bergaya Eropa Timur itu meraih emas SEAG 1991 di Manila.
Ajang Internasional
21. Ivan Toplak (Yugoslavia/1992-1993)
Ivan Toplak asal Yugoslavia punya tugas memimpin Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 1994. Hasilnya gagal total. Target emas SEA Games 1993 di Singapura juga meleset. Garuda hanya menempati posisi keempat.
Ajang Internasional
22. Romano Matte (Italia/1995)
Pada 20 Januari 1995, Romano Matte resmi melatih timnas setelah hampir dua tahun berkutat dengan Primavera. Di SEA Games 1995, Garuda mencetak skor terbesar sepanjang sejarah kala itu, yakni 10-0 versus Kamboja. Namun, Indonesia gagal lolos dari fase grup.
Ajang Internasional
23. Andi M. Teguh
Andi M Teguh menjadi caretaker untuk Kualifikasi Piala Asia 1996 menggantikan Romano Matte. Dia meloloskan tim ke putaran final setelah menyisihkan India dan Malaysia.
Ajang Internasional
24. Danurwindo (1996-1997)
Ilmu Danurwindo dari Italia (Baretti) dimanfaatkan. Pada Februari 1996, PSSI menunjuk Danurwindo. Ia membawa Indonesia ke putaran final Piala Asia 1996 meski cuma menjadi juru kunci Grup A. Setelah itu ia gagal pada Kualifikasi Piala Dunia 1998
Ajang Internasional
25. Henk Wullems (1997)
SEA Games 1997 di Jakarta menjadi hajatan besar PSSI di akhir tahun. Henk Wullems menjadi juru racik timnas usai mengantarkan Bandung Raya kampiun Liga Indonesia. Sayang, Indonesia hanya kebagian perak.
Ajang Internasional
26. Rusdy Bahalwan (1998)
Tim asuhan Rusdy Bahalwan di Piala Tiger 1998 membuat kontroversi sepak bola gajah.
Saat itu, karena ingin menghindari tuan rumah Vietnam, Indonesia dan Thailand sama-sama ingin menghindari kemenangan. Yang paling mencengangkan ialah setelah skor bertahan 2-2, bek timnas Mursyid Effendi dengan sengaja menceploskan bola ke gawang Hendro Kartiko.
Ajang Internasional