Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Awalnya Bung Karno, yang berbekal lulusan teknik sipil, mengusulkan lokasi Dukuh Atas dijadikan area pembangunan stadion beserta kompleks olahraga.
Namun, Friedrich Silaban, salah satu arsitek menonjol pada saat itu, mempunyai perspektif lain yang lebih visioner.
Friedrich Silaban tak setuju kawasan Dukuh Atas menjadi tempat yang cocok karena bisa menimbulkan kemacetan dan berpotensi terkena serangan banjir.
Menemani Bung Karno melihat daerah sekitar menggunakan helikopter, arsitek yang juga merancang Masjid Istiqlal itu meminta pesawat diterbangkan di atas kampung Senayan.
"Beliau (Bung Karno) bisa membayangkan keberadaan sebuah hamparan lahan datar yang jauh lebih luas, berada tepat di arah bawah helikopter."
"Secara samar-samar dalam pemikirannya mulai terwujud sebuah gambaran, stadion raksasa, lengkap dengan aneka macam pusat kegiatan beragam cabang olahraga serta fasilitas pendukung lainnya."
"Sebuah kompleks pusat olahraga yang nantinya akan bisa disatukan dengan sebuah jalan besar lurus, yang akan menghubungkannnya dengan kawasan Monumen Nasional serta pusat pemerintahan."
"Seketika itu juga lahir ide brilian pada diri Bung Karno."
"Kawasan sekitar Senayan yang waktu itu secara relatif cukup jauh letaknya dari pusat kota Jakarta, justru lebih cocok sebagai lokasi pusat kegiatan olahraga," jelas buku Julius Pour yang berjudul Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno.