Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Presiden, Ketika Dua Roh Bergentayangan Menyurung Sepak Bola ke Ritus Selebrasi Nasional

By Hery Prasetyo - Kamis, 15 Februari 2018 | 18:05 WIB
Kiper PSMS Medan, Dhika Bayangkara, memblok bola di semifinal kedua Piala Presiden 2018 melawan Persija Jakarta di Stadion Manahan Solo, Senin (12/2/2018). Laga-laga Piala Presiden makin menggairahkan. Tak menutup kemungkinan, Piala Presiden bisa menjadi ritus selebrasi nasional, seperti halnya Piala FA di Inggris atau Copa del Rey di Spanyol. (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

Namun, ada yang sangat berbeda dari Piala Presiden dibanding turnamen-turnamen sebelumnya.

Sebagai turnamen di sela libur kompetisi, Piala Presiden memiliki dua roh fundamental yang dikedepankan.

"Bagaimana membuat sepak bola Indonesia transparan terutama soal keuangan, turnamen ini harus diaudit dan tidak menggunakan uang negara, baik itu APBN, BUMN maupun BUMD," jelas Maruarar Sirait kepada BolaSport.com.

(Baca Juga:  Daftar Top Scorer Sementara Piala Presiden 2018 - Marko Simic Makin Kokoh di Puncak)

Kedua, dia menekankan soal fair play. Menurutnya, praktik pengaturan skor dan suap kepada wasit harus dinihilkan.


Ketua Steering Commitee Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait, memberikan kata sambutan pada acara pembukaan Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Selasa (16/1/2018).(@LIGA1MATCH/TWITTER)

"Itu dua roh Piala Presiden. Itu yang membangun kepercayaan industri dan arah menuju sepak bola modern," lanjutnya.

Faktanya, kata Maruarar Sirait, "Piala Presiden memiliki rating dan share tertinggi dan tawaran yang lebih bagus."

Sekadar informasi, rating televisi Piala Presiden sampai semifinal rata-rata 3,1.

Sedangkan share televisi rata-rata 16,4.