Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Aksi Klub-klub Liga Singapura Layak Dicontoh, Pasca Ada Aturan Pembatasan Usia Pemain di Kompetisi Lokal

By Estu Santoso - Minggu, 31 Desember 2017 | 15:03 WIB
Kapten Warriors FC, Sharil Ishak (dua dari kiri) disambut gembira temen-temannya seusai mencetak gol ke gawang Hougang United pada laga Liga Singapura 2017 di Stadion Jalan Besar, Jumat (4/8/2017) malam. (Dok. S-LEAGUE)


Bek veteran milik Geylang International, Daniel Bennett saat mencoba mengamankan bola saat timnya bersua Albirex Niigata pada laga Liga Singapura di Stadion Jalan Besar, 20 Mei 2016. (Dok. GIFC.ORG)

Kini, Sulaiman juga melakukan negosiasi kontrak dengan klubnya untuk musim 2018.

”Beberapa pemain yang lebih tua mulai melatih di akademi swasta. Akademi ini terkadang bersikeras Anda harus datang sebagai pelatih penuh waktu,” tutur Sulaiman.

"Kontrak tiga tahun memberi stabilitas kepada pemain dan rasa aman. Itu menunjukkan bahwa klub menghargai saya dan menginginkan saya,” ucap pemain 31 tahun ini dikutip BolaSport.com dari Straitstimes.

Pada S-League, pemain internasional Singapura memperoleh antara 5 ribu sampai 10 ribu perbulan atau setara 50 sampai 100 juta.

(Baca juga: 5 Fakta Jaimerson da Silva, Calon Bek Persija, dan yang Nomor Dua Terkait dengan Degradasi)

Nilai itu sebanding dengan gaji pemain asing.

Sementara itu, pemain U-23 lokal yang memulai karier pro mereka mendapatkan gaji antara 5 sampai 25 juta rupiah per bulan.

Hougang United telah menawarkan kontrak dua tahun untuk lima pemain dari skuat U-22 mereka.

Manajer Umum Hougang United, Matthew Tay percaya kontrak jangka pendek akan menjadi sesuatu dari masa lalu karena S-League akan jatuh tempo.