Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Presiden 2018: Panggung Pembuktian Kemajuan Sepak Bola Indonesia

By Nina Andrianti Loasana - Minggu, 18 Februari 2018 | 21:03 WIB
Persija Jakarta menjuarai Piala Presiden 2018 seusai mengalahkan Bali United dengan skor 3-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (17/2/2018) malam WIB. (FERY SETIAWAN/BOLASPORT.COM)

Dari 40 laga yang diselenggarakan, rata-rata, 19.232 penonton menghadiri tiap laga.

Bahkan pada laga final, Stadion Utama Gelora Bung Karno diserbu 68.272 orang.

Dari Rakyat, untuk Rakyat, Kembali ke Rakyat


Sugiarto, pedagang disabilitas yang berjualan di area halaman Stadion Manahan, Solo ketika digelar babak perempat final Piala Presiden 2018 pada 3-4 Februari 2018.(MUHAMMAD SHOFI'I/BOLASPORT.COM)

Satu hal yang patut mendapatkan apresiasi terbesar dalam penyelenggaraan Piala Presiden 2018 adalah visi untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui turnamen ini.

Piala Presiden sukses menjadi ladang rezeki bagi ratusan pedagang kaki lima dan pedagang asongan.

Bahkan pada laga final di Stadion Utama Bung Karno (SUGBK), 1.630 pedagang kaki lima dan 335 pedagang asongan ikut menjadi bagian dari pesta sepak bola nasional ini.

Panitia penyelenggara pun mengakomodir besarnya geliat ekonomi rakyat ini dengan menyediakan tempat dan mendata setiap pedagang yang mencari rezeki di Piala presiden 2018.

Prinsip ekonomi kerakyatan ini juga terlihat dari keengganan panitia penyelenggara untuk menggunakan uang negara meski harus mengeluarkan subsidi yang cukup besar bagi tiap klub yang berpartisipasi.

800 juta rupiah digelontorkan untuk klub-klub yang menjadi tuan rumah yaitu Persib Bandung, Mitra Kukar, Arema, Bali United, dan Persebaya Surabaya.

Sementara tim tamu juga mendapatkan dana perjalanan sebesar Rp 100 juta.

Tak hanya itu saja, panitia penyelenggara juga menggelontorkan dana besar untuk match fee.

Selama fase penyisihan grup sampai perempat final, tim yang meraih kemenangan bakal mendapatkan match fee sebesar Rp 125 juta, klub yang meraih hasil imbang mendapatkan Rp 100 juta, sedangkan tim yang kalah mendapatkan Rp 75 juta.

Langkah tak main-main yang diambil panitia penyelenggara ini terbilang sangat tepat dan luar biasa sebab sepak bola telah lama menjadi olahraga yang sangat lekat di hati rakyat.

Dan sudah sepantasnya sepak bola tak hanya dinikmati oleh segelintir kecil orang saja. Karena sejatinya sepak bola adalah milik rakyat dan sudah sepantasnya kembali ke rakyat.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P