Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Banyak drama tersaji di pertandingan pekan ke-33 Liga 1 2018 antara Bali United melawan Persija Jakarta di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (2/12/2018).
Dalam laga itu, Persija Jakarta berhasil meraih kemenangan dengan skor 2-1 melawan Bali United.
Drama mulai terlihat pada menit ke-13 setelah oknum pendukung Bali United di tribune Utara menyalakan petasan berjenis cerawat.
Petasan itu terlihat mengganggu jalannya pertandingan sehingga wasit Djumadi Efendi memutuskan untuk menghentikan pertandingan sementara waktu.
Lagi asyik menjalankan pertandingan, tiba-tiba Djumadi Efendi kembali menghentikan pertandingan.
Keputusan itu tak lepas dari oknum pendukung Bali United yang kembali menyalakan cerawat pada menit ke-19.
Jumlah petasan yang dinyalakan terlihat lebih banyak, bahkan ada kembang api di dalam Stadion Kapten I Wayan Dipta.
(Baca Juga: Kapten Lechia Gdansk Bicara soal Egy Maulana Vikri dan Fans Indonesia Usai Laga Melawan Slask Wroclaw)
Para oknum pendukung Bali United itu juga melempar cerawat ke lapangan.
Laga kembali dilanjutkan pada menit ke-29, namun harus berhenti lagi di menit ke-31 akibat adanya petasan yang dinyalakan oknum pendukung Bali United.
Sudah tiga kali wasit menghentikan pertandingan, dimana saat itu Persija sudah unggul 1-0 atas Bali United lewat gol Sandi Sute pada menit ke-7.
(Baca Juga: Ingin Bertahan di Indonesia, Mario Gomez Berharap Fasilitas Sepak Bola Diperbaiki )
Pada awal babak kedua, pertandingan sempat berjalan setidaknya sampai menit ke-63.
Selang satu menit kemudian, oknum pendukung Bali United di tribune Utara kembali menyalakan cerawat.
Bahkan, oknum suporter Bali United di tribune Timur juga menyalakan cerawat dan kembang api.
GOL! @Persija_Jkt.
Tendangan roket dari Sandi Sute #BALIvPSJA pic.twitter.com/uxXUGmNhY2
— Go-Jek Liga 1 (@Liga1Match) 2 Desember 2018
Belum diketahui apa yang menjadi penyebab banyaknya petasan dalam pertandingan tersebut.
Kemungkinan besar karena faktor prestasi Bali United yang menurun pada Liga 1 2018.
Ya, pada Liga 1 2017, tim berjulukan Serdadu Tridatu itu berhasil finish di dua besar dan mendapatkan satu tiket ke Piala AFC 2018 bersama Persija.
Tak hanya itu, sebelum melawan Persija malam ini, manajemen Bali United memutuskan untuk tidak lagi memakai jasa pelatih Widodo Cahyono Putro.
GOL! @Persija_Jkt.
Sepakan penalti sempat diblok, Marko Simic memanfaatkan bola muntah menjadi gol.#BALIvPSJA pic.twitter.com/dCCqdDh2da
— Go-Jek Liga 1 (@Liga1Match) 2 Desember 2018
Ada pendapat berbeda yang diutarakan Widodo Cahyono Putro dengan manajemen Bali United.
Widodo Cahyono Putro mengklaim bahwa ia didepak karena sesuai perjanjian kontrak apabila menelan kekalahan tiga kali beruntun, maka pelatih asal Cilacap, Jawa Tengah, itu harus angkat kaki dari Bali United.
Sebelum melawan Persija, Bali United memang kalah tiga kali beruntun dari Persipura Jayapura, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.
Sementara manajemen Bali United mengatakan keluarnya Widodo Cahyono Putro tak lepas karena ia ingin melanjutkan mengambil lisensi Pro A AFC pada Januari 2019.
GOL! @BaliUtd.
Menerima umpan Ilija Spasojevic, Stefano Lilipaly membobol gawang Andritany.#BALIvPSJA pic.twitter.com/upMMVRSgYB
— Go-Jek Liga 1 (@Liga1Match) 2 Desember 2018
Pada pertandingan malam tadi, banyak spanduk dan suara dari suporter Bali United yang meneriakan nama Widodo Cahyono Putro.
Setelah terhenti pada menit ke-63, wasit memutuskan untuk melanjutkan pertandingan di menit ke-76.
Selang tujuh menit kemudian, Persija berhasil unggul dua gol lewat tendangan penalti Marko Simic.
Keunikan terjadi ketika pertandingan memasuki menit ke-90.
Tim perangkat pertandingan terlihat tidak memberikan tambahan waktu babak kedua untuk pertandingan tersebut.
Pemain tetap menjalankan pertandingan tanpa mengetahui waktu tambahan di babak kedua.
Walhasil Bali United berhasil mengejar ketertinggalan dari Persija lewat gol Stefano Lilipaly.
Memasuki menit ke-90+5 pertandingan kembali dihentikan karena ada oknum pendukung Bali United yang menyalakan cerawat dan kembang api.
Terlihat kapten Bali United, Taufiq, dan kapten Persija, Andritany Ardhiyasa, berbicara dengan Djumadi Efendi.
Penyerang Persija, Marko Simic, sampai terlihat kesal setelah melihat waktu sudah melebihi dari 90 menit.
Djumadi Efendi pun akhirnya memutuskan kembali untuk melanjutkan pertandingan pada menit ke-90+13.
Laga baru berjalan satu menit, wasit asal Surabaya, Jawa Timur, itu langsung meniupkan peluit pertanda berakhirnya pertandingan.
Sontak itu membuat kaget terutama para pemain Bali United.
Terlihat Ilija Spasojevic, Yabes Roni, Irfan Bachdim, dan Taufiq protes keras kepada Djumadi Efendi.
Mereka menanyakan waktu tambahan babak kedua yang belum diberikan wasit.
Di sisi lain, terlihat kiper Persija, Andritany Ardhiyasa, terkapar di atas lapangan setelah pertandingan berakhir.
Andritany sepertinya kesulitan bernafas setelah di belakang gawangnya penuh sekali asap hasil cerawat dan kembang api yang dinyalakan oknum pendukung Bali United.
Beruntung tim medis Persija langsung berlari menyelamatkan Andritany untuk memberikan oksigen.
Andritany pun terlihat bisa kembali bangkit dan berjalan ke ruang ganti pemain.
Sementara itu, para pemain Bali United hingga caretaker Bali United, Eko Pudjianto, masih memprotes kepada wasit karena belum memberikan waktu tambahan.
Djumadi Efendi langsung mengambil keputusan bahwa laga sudah selesai dan ia pun masuk ke dalam ruang ganti wasit bersama tiga wasit lainnya.
Persija pun mendapatkan tiga poin dari pertandingan tandang melawan Bali United.
Kemenangan itu membuat Maman Abdurrahman dkk untuk sementara waktu menggeser PSM Makassar di puncak klasemen sementara Liga 1 2018.
Persija saat ini memiliki 59 poin dari 33 pertandingan yang sudah dilakoninya.
Sementara PSM yang duduk di peringkat kedua baru memiliki 57 poin.
Posisi Persija bisa tergeser dari PSM andai tim berjulukan Juku Eja itu berhasil meraih kemenangan melawan Bhayangkara FC.
Laga PSM melawan Bhayangkara FC akan berlangsung di Stadion PTIK, Melawai, Jakarta Selatan, Senin (3/12/2018).