Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Minggu (15/4/2018), tentu tak menggambarkan Aremania seperti yang dimaksudkan oleh Pacho Rubio kecil maupun Pakde dalam film tersebut.
Tak puas dengan angka 2-2 yang tertera di papan skor, sebagian suporter memanjat pagar pembatas dan menerjang masuk ke lapangan.
Sebagian pendukung Singo Edan juga terlihat melakukan pelemparan, salah satunya membuat kening pelatih Persib, Roberto Carlos Mario Gomez, terluka.
Sekitar 200 suporter Arema FC harus mendapat perawatan medis akibat kericuhan, baik akibat trauma maupun efek dari gas air mata yang dilepaskan petugas kepolisian.
Boleh jadi tak sedikit yang terkejut melihat Aremania pada detik-detik akhir injury time babak kedua laga Arema FC kontra Persib Bandung tersebut.
Betapa tidak, setidaknya satu dekade terakhir, Aremania dikenal sebagai kelompok suporter dengan kreativitas tinggi saat mendukung tim kesayangan mereka.
Aremania tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana, begitu slogan terkenal yang melambangkan kesetiaan mereka mendukung Singo Edan.
Salah satu atraksi luar biasa Aremania tak lain Victory of Light, yakni ketika ribuan dari mereka menyalakan senter dan mengarahkannya ke atas sehingga membuat Stadion Kanjuruhan seperti mengeluarkan cahaya terang.
(Baca Juga: Cara Senyap Persib Tinggalkan Stadion Kanjuruhan Pasca-riuh Suporter)