Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peran Tiga Pelari Sing yang Ternyata Bukan Saudara Kandung dalam Sejarah Atletik Indonesia.

By Intisari Online - Jumat, 20 April 2018 | 15:09 WIB
Cabang atletik yang menjadi capaian pelari Singh. ( MUHAMMAD BAGAS/BOLASPORT.COM )

Kemudian pada tahun 1953 terdapat nama Lim San Lee, pelari dari Jakarta, yang menumbangkan rekor Ndalip, waktunya 4 : 29.6. Dalam kejuaraan PASI 1956 kembali Ndalip merebut rekor, dia menjadi juara nasional dengan waktu 4 : 19.1.

Tahun 1961 dua pelari lain turut membantu menurunkan rekor nasional. Pertama-tama Mochtar, yang membuat waktu 4 : 18.1 dan kedua J. Mulder dengan waktunya 4: 16.2.

Datanglah kemudian Charanyit pada tahun 1962 yang menguranginya hampir 2 detik, waktunya 4 : 14.4. Tidak lama sesudahnya dalam suatu pertandingan try-out Gurnam Singh mencatatkan waktu 4 : 13.2.

Baca juga: Ketika eSports Menjadi Cabang Olahraga di Asian Games, Akankah Pemain Mobile Legend Akan Menjadi Atlet?

Setelah itu secara tertentu Charanyit memperbaiki rekor sehingga mencapai puncaknya dalam Asian Games ke 4 tahun 1962. Dari 4 : 13.2 Charanyit mencatat 4 : 09.2, kemudian 4 : 06.4 dan dalam Asian Games 4 di Senayan menciptakan rekor dua kali secara berturutan, dalam perlombaan seri 4 : 01.6 serta di babak final 3 : 55.6 sebagai orang pertama di Indonesia yang berhasil melewati batas waktu 4 menit untuk 1.500 m.

5.000 M

Setelah tahun 1951 sekali dan kemudian 1956 sebagai juara PASI Ndalip Singh menciptakan  rekor, 17 : 47.6 dan 16. : 24.5, dengan diseling oleh Djasman (1953: 17 : 43.4) dan Lim San Lee (1953: 16 : 52.7).

Setelah pada tahun 1960 menyamai rekor Ndalip Gurnam Singh tidak melepaskannya lagi sampai "exit" tahun 1962. Di luar negeri, di Bukares dalam kejuaraan antar mahasiswa (1961) dua kali secara berturutan 15 : 39.4 dan 15 : 32.6.

Dalam tahun 1962 ia membuat sejarah dengan keberhasilannya untuk melewati batas waktu 15 menit untuk jarak 5.000 m ini.

Dalam suatu pertandingan di Surabaya Gurnam membuat rekor dengan 15 : 28.9 dan di stadion Senayan pertengahan tahun dalam dwilomba dengan Australia tercatatlah waktu bersejarah itu: 14 : 44.0.