Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jiwa perfeksionis ini sebenarnya sudah terlihat sejak ia menjadi pemain.
Dua dekade lalu, saat Pep berkaca, mungkin ia menganggap bayangan di cermin itu adalah sosok ideal bagaimana seorang pemain seharusnya berpenampilan.
Rambutnya rapi, baju dimasukkan, dan tak banyak gaya. Tak neko-neko. Selain harus paham apa yang diinginkan pelatih di lapangan.
Saat menjadi pemain, Pep dikenal sebagai salah satu gelandang bertahan dengan peran deep-lying playmaker, andalan dream team Barcelona versi pertama arahan pelatih Johan Cruyff yang memenangi Piala Champions 1992.
Pep memang mengaku sangat terinspirasi dari Cruyff. Ia ingin meniru dan menyempurnakan gaya itu dalam timnya saat ini.
"Yang saya mau, keinginan saya, adalah memiliki penguasaan bola 100 persen," ujar Pep saat masih melatih Bayern.
Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu hal terpenting adalah memiliki pemain di lini tengah yang bisa menguasai bola, membaca permainan dengan baik, dan mengatur tim.
Soal posisi holding midfielder, Pep tentu punya role-model untuk para pemainnya. Seorang gelandang sempurna menurut penilaiannya: Pep Guardiola muda 20 tahun lalu.
Di Barcelona dulu, ia menemukan kandidat sempurna yang seakan mewujudkan mimpinya tersebut dalam diri Sergio Busquets.
Sama seperti Pep, Busquets berpenampilan apa adanya dan orang yang simpel. Yang terpenting, Busquets punya kemampuan untuk melakukan apa yang dituntut oleh Pep.