Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tapi apakah semua klub dan suporter menerapkan serta melakukan tindakan yang sama?
Situasi ini sebenarnya yang membuat Forum Perempuan dalam Sepak Bola terus berbicara karena mereka ingin mengetok hati nurani PSSI, Panitia Lokal, ataupun klub.
Putri mengatakan sampai saat ini tak banyak klub yang menyediakan tempat untuk mengadu suporter baik perempuan maupun laki-laki yang menjadi korban pelecehan seksual.
Untuk insiden pelecehan seksual yang terjadi akhir-akhir ini memang biasanya langsung ditangani oleh klub.
Tetapi tak semua klub belajar dari tim-tim tersebut sehingga belum juga ada tempat untuk mengadu.
Sehingga tak sedikit korban mulai mengaku dan berbicara melalui media sosial pribadi mereka. Oleh karena itu nantinya baru diketahui dan diproses.
Hal itu mungkin berlaku untuk korban yang berani berbicara, bagaimana buat seseorang yang takut dan memilih memendam.
Dengan ini, Putri juga meminta agar suporter lebih berani melapor apabila mengalami kejadian tak menyenangkan.
“Kami mempunyai keinginan besar untuk membuat langkah yang lebih kongret dan kami ingin mengedor perasaan panpel atau klub masing-masing buat bisa menyiapkan tempat aduan misalnya baik perempuan ataupun laki-laki yang kena pelecehan seksual,” kata Putri.
“Bergabung atau tidak dengan kelompok resmi itu pilihan. Tapi saat yang bukan anggota resmi kena pelecehan seksual pun jangan ragu untuk melapor dulu kepada kelompok resmi. Tapi kalau tidak diindahkan masih banyak sekali layanan aduan yang bisa dituju untuk korban,” tuturnya.
Dengan situasi ini, baik Elke dan Putri mengaku hingga saat ini terus mengkampanyekan soal setop pelecehan seksual di stadion dengan caranya masing-masing.
Apabila Elke berjuang bersama-sama dengan teman-teman The Jakmania dan Putri dengan forumnya.
Kampanye hingga webinar untuk mengedukasi suporter terkait setop pelecehan seksual terus akan dilakukan demi membuat stadion aman dan nyaman untuk suporter perempuan juga.
“Sebenarnya suporter kan satu ya kalau kita sudah ada di stadion. Jadi kalau dibedakan tribun saja apakah menjamin tidak ada pelecehan seksual, jadi itu bukan solusi yang tepat. Ruang aman itu diciptakan dari tempat-tempat yang sebelumnya tidak aman bukan malah membedakan,” tegas Putri.
Tak lupa Putri pun memberikan kiat untuk suporter perempuan yang ingin datang ke stadion memberi dukungan ke klub kesayangannya tak ada yang salah.
Menurutnya sepak bola dan tribun itu untuk semua gender baik laki-laki maupun perempuan.
Namun, ia menyarankan bagi suporter perempuan baru yang ingin datang ke stadion lebih baik datang bersama temannya.
Ia menilai ini cara paling mudah mencari tempat perlindungan untuk diri sendiri.
“Kalau pengen ke stadion cari teman yang sudah akrab dan teman-teman suporter yang bisa bareng-bareng sama kita dari rumah sampai ke stadion dan hingga dibalikin lagi ke rumah. Jadi harus ada yang jagain,” tuturnya.