Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, membeberkan bahwa top speed bukan satu-satunya masalah Yamaha pada MotoGP.
Fabio Quartararo masih belum bisa keluar dari rentetan hasil negatif yang sudah berlangsung sejak paruh musim kedua MotoGP 2022.
Gagal finis pada balapan MotoGP Australia akhir pekan lalu menjadi penderitaan terkini Quartararo dalam masa paceklik yang sudah berlangsung dalam delapan balapan terakhir.
Pola akhir pekan lomba yang tidak diharapkan kembali muncul di Phillip Island.
Quartararo tampil kuat saat latihan bebas hingga kualifikasi tetapi justru memble saat bagian yang paling penting yaitu balapan.
Dibuka dengan blunder yang membuatnya keluar lintasan dan turun ke posisi belakang, El Diablo pulang dengan tangan hampa ketika terjatuh beberapa saat berselang.
"Tentu saja saya mengendarai motornya dengan melebihi batasnya," ujar Quartararo, dikutip dari Crash.net.
"Namun bagi saya masalahnya adalah kami juga berlomba dengan cara yang berbeda. Jadi ketika saya sendirian, Anda bisa melihat bahwa ritme saya selalu sangat kuat."
"Bahkan di Austria, yang mana sirkuitnya bukan lintasan terbaik bagi kami, ritme saya adalah salah satu yang terbaik."
Baca Juga: Jadwal MotoGP Malaysia 2022 - Match Point Pertama Pecco Bagnaia
Kekuatan motor dengan mesin inline-4 seperti Yamaha adalah kemudahan dalam bermanuver sehingga mempermudah pembalap dalam mengambil racing line terbaik.
Tentunya kekuatan ini memerlukan kondisi khusus yaitu ruang kosong, alias tidak ada pembalap lain di depan yang berpotensi mengganggu laju mereka.
Bukan berarti Yamaha lemah dalam situasi salip menyalip, setidaknya tidak sampai beberapa musim yang lalu.
Selisih yang terlalu besar dalam top speed dan akselerasi serta rentannya temperatur ban untuk naik saat berlomba di dalam grup membuat Quartararo dkk. keteteran.
"Dalam balapan situasinya selalu sulit," terang Quartararo.
"Kami harus menyadari masalah ini, kami memerlukan motor untuk mengejar kemenangan, bukan motor yang hanya cepat saat latihan bebas."
"Kemudian ketika Anda harus menghemat ban tetapi kehilangan grip dan akselerasi, seperti hari ini, ini bukan situasi yang terbaik."
"Ke depannya kami memerlukan motor yang bisa disetel untuk menang dan memungkinkan kami untuk tidak terlalu memikirkan cara memperoleh corner speed sebaik mungkin."
Kalimat Quartararo soal kekurangan Yamaha dalam grip memunculkan kembali perdebatannya dengan Andrea Dovizioso beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Alex Rins Beri Hadiah Manis untuk Suzuki Sebelum Mundur dari MotoGP
Mengenai penurunan prestasi Yamaha musim ini, Quartararo dan Dovizioso berbeda pendapat soal aspek mana yang paling krusial untuk dibenahi.
Quartararo dan Dovizioso sebenarnya sepakat bahwa Yamaha punya masalah dengan kurangnya tenaga pada mesin dan grip.
Hanya saja ketika harus memprioritaskan, Quartararo menunjuk tenaga sementara Dovizioso menunjuk daya cengkeram.
Fakta bahwa hanya Quartararo yang kompetitif di antara para pembalap motor Yamaha membuat Dovizioso yakin dengan pendapatnya.
"Kurangnya grip membuat kami harus mengendarai motornya dengan cara khusus dan jika tidak, Anda tidak akan bisa tampil kompetitif," kata sang pembalap veteran.
Seperti dilansir dari Motorsport Magazine, Quartararo tidak terlalu terpengaruh dengan masalah kurangnya grip.
El Diablo mampu memaksimalkan grip yang ada dengan mentransfer beban antara ban depan dan belakang melalui pergerakan badannya serta bermain dengan gas dan rem.
Ini membuat Quartararo menjadi satu-satunya pembalap Yamaha yang sanggup menggunakan keunggulan dalam corner speed untuk menutup kekurangan dalam aspek lain.
Masalah baru timbul ketika level grip pada aspal benar-benar rendah seperti saat dia tenggelam di posisi ke-17 pada balapan MotoGP Thailand yang diwarnai hujan.
Baca Juga: MotoGP Australia 2022 - Gara-gara 1 Kesalahan Fabio Quartararo Bisa Gagal Juara Dunia
Kini, dengan kesulitan yang terus menerus terjadi, Quartararo merasa bahwa Yamaha juga harus membenahi persoalan dengan daya cengkeram.
"Tentu saja, kami tertinggal dalam hal tenaga tetapi juga grip dengan ban belakang," ujar juara dunia satu kali tersebut.
"Jadi ini akan menjadi salah satu hal yang harus kami kerjakan, berbelok dengan sudut yang lebih sempit dan dengan lebih sedikit corner speed, di beberapa tipe tikungan."
"Bagi saya inilah masalah terpentingnya."
"Alasan lain kami memerlukan lebih banyak grip belakang adalah karena kami perlu menghemat ban dan memiliki drive sebaik mungkin."
Setidaknya masalah dalam hal tenaga tampaknya sudah berhasil dibenahi Yamaha.
Quartararo dan rekan setimnya, Franco Morbidelli, memuji peningkatan yang muncul dari versi awal mesin M1 2023.
Akan tetapi dengan masalah lain untuk diatasi, mampukah Yamaha menemukan keseimbangan dengan si calon kuda besi baru? Patut untuk dinantikan.
Baca Juga: Siapa Bilang Marco Bezzecchi Lindungi Francesco Bagnaia pada MotoGP Australia 2022?