Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Sampai di Indonesia saya bersembunyi di rumah dan media mencari kami sampai bulan berikutnya. Salah satu jurnalis mengatakan bahwa bagaimanapun ini masalah Indonesia dan dunia. Saya baru sadar dari situ."
"Saya takut disalahkan. Netizen yang kontra dengan saya banyak karena sudah ada medsos. Ke Indomaret saja saya takut karena ini sudah menjadi masalah negara. Jadi, membuat saya susah mengungkapkan," ucap ibu dari satu putri itu.
Saat bertemu media untuk memberi klarifikasi kejadian saat Olimpiade, Greysia mengaku masih trauma, sedih, dan takut sehingga tidak bisa menjelaskan dengan sempurna.
Namun, di balik musibah Greysia menyadari mengapa dia tidak mengajukan banding.
"Saat itu saya dan Meiliana sangat terpukul karena sistem yang seharusnya jadi keuntungan buat kami malah jadi sesuatu yang merugikan. Baru pertama kali sistem pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade berubah dari eliminasi menjadi round Robin," kata Greysia.
"Saya merasa tidak berbuat salah. Namun, saya sudah ada di grup spot light jadi saya harus menerima. Balik dari situ saya bicara ke CdM Erick Thohir dan Ketua Umum PBSI. Greysia/Meiliana minta banding. Korea dan China juga minta banding."
"Saya jatuh dan Indonesia tidak bisa membela. Saya mendengar hal serius. IOC bilang kalau atlet tidak dihukum, bulu tangkis bisa tidak diperhitungkan ke Olimpiade dan masuk daftar cabang olahraga yang didepak dari Olimpiade kalau protes."
"Maafkan kalau Meiliana dan Greysia yang jadi korban. Keputusan ini bukan hanya menyelamatkan kami berdua, tetapi juga dunia bulu tangkis."
"Kalau tidak ada bulu tangkis, Indonesia mengandalkan dari olahraga mana. Setelah itu pada 2020 medali emas itu akhirnya buat saya."
Menurut Greysia, kejadian Olimpiade London tidak menjadi karma, tetapi menjadi buah medali emas yang didapat saat dia berusia 33 tahun.
"Padahal, menuju 2020 saya sempat khawatir dan sempat ingin berhenti beberapa kali dari bulu tangkis. Setelah tidak jadi berhenti. Kami sudah ada planning menikah pada 2017 dan off dari dunia perbulutangkisan," ucap Greysia.
"Saat dipasangkan dengan Apriyani pada 2017 dan jadi juara lagi. Setelah 5 bulan peringkat ke-11 dan gelar lain. Ketika dicoba jalani dengan gembira meskipun ada problematika semua berjalan dengan baik."
"Karakter yang harus dimiliki untuk mencapai impian, ketika saya tahu ingin menjadi juara Olimpiade sejak 13 tahun setelah ada prioritas ada komitmen. Komitmen ini yang mengarah ke kerja keras untuk mencapainya."
Selain itu menurut Greysia, ada sistem dukungam (support system) yang bukan hanya dari keluarga, pelatih, tetapi juga media.
"Dengan ada ini, fokus ke tujuan. Setelah itu ada tangan tangan yang membantu, tangan Tuhan yang membantu saya. Ini bukan semata-mata kerja keras saya, tetapi juga ada pihak yang mendukung saya. Media bagian dari kesuksesan saya," ucap Greysia.
Greysia memutuskan pensiun setelah Indonesia Masters 2022.
Baca Juga: Australian Open 2023 - Adu Strategi Kunci Anthony Ginting Saat Sempat Lengah