Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ambisi untuk menjadi juara membuat Kevin tidak puas hanya menjadi penggembira. Sayangnya, tidak ada jaminan yang membuatnya mau bertahan.
Marcus/Kevin mengalami cobaan hebat sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2020. Terhentinya kompetisi memutus momentum mantan ganda putra nomor satu ini.
Ini diperparah dengan berbagai kasus Covid yang menjegal Marcus/Kevin secara pribadi hingga tim Indonesia yang menyebabkan periode kering kompetisi selama 1,5 tahun.
Sempat bangkit dengan mencapai lima babak final secara beruntun pada pengujung tahun 2021, mereka tersandung lagi dengan cedera tumit yang dialami Marcus.
Baik Marcus dan Kevin sadar bahwa nasib mereka sebagai partner perlu dievaluasi. Namun, tidak ada kejelasan dari tim pelatih dan PBSI membuat mereka lebih legawa undur diri.
"Setelah (tur turnamen di) India hasilnya tidak memuaskan. Ingin bermain atau tidak bingung karena sudah berumur," ungkap Marcus sehari sesudah menyatakan gantung raket.
"Terlalu banyak yang dikorbankan menurut saya. Partner tidak ada. Opsi tukar pasangan saat bertanya dengan pelatih, tidak ada. Pelatih saat ditanya tidak tahu."
"Jadi saya kasihan, kuota saya bisa dipakai yang lain. Seleknas yang masuk cuma satu pemain. Lebih baik, kuota saya untuk pemain muda."
Marcus dan Kevin sempat mencoba bermain dengan partner baru pada tahun lalu. Akan tetapi, hasilnya tidak membuat mereka yakin untuk melanjutkannya.
Sebagaimana Marcus, Kevin juga berdiskusi dengan pengurus PBSI untuk bisa kembali mengejar prestasi tinggi.