Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kecelakaan itu menyebabkan masalah penglihatan bagi Momota. Tragedi kalah dini di kandang saat Olimpiade Tokyo 2020 makin membuatnya terpukul.
Momota tidak bisa menerima perubahan dengan tubuhnya dari sebelum ke sesudah musibah yang menimpanya di Negeri Jiran.
"Saya telah mencoba banyak hal tetapi tidak bisa menutup gap emosional dan fisik antara saya yang dulu dengan saya yang sekarang," ucap Momota, mengutip Olympics.com.
"Saya merasa saya tidak bisa menjadi nomor 1 lagi."
"Saya menjalani operasi mata dan memiliki penglihatan ganda. Saya tidak bisa bergerak seperti yang saya mau di lapangan. Saya mengalami kelelahan yang berbeda dari biasanya."
"Saya mencoba tetapi saya merasa sudah tidak mungkin lagi untuk bersaing dengan pemain-pemain terbaik di dunia. Saya tidak bisa bermain bulu tangkis seperti yang saya mau."
Frustrasi yang disebabkan tidak terbayangkan. Momota misalnya, rentetan hasil negatif sampai membuatnya membenci bulu tangkis.
Namun, mencintai bulu tangkis bisa ditunjukkan melalui cara-cara yang lain, tak selalu dengan berkompetisi.
"Saya ingin melihat bulu tangkis lebih disukai dan memasyarakatkan anak-anak muda untuk latihan," kata Marcus yang sudah membangun akademi sendiri.
"Saya memiliki karier yang sangat memuaskan bersama tim nasional. Sekarang saya ingin terlibat dalam membantu semua orang untuk menemukan kesenangan dalam olahraga," ucap Momota.
"Akhir kata, saya, Kevin Sanjaya Sukamuljo pamit. Mohon doanya untuk saya, Valen dan Avery untuk perjalanan kami berikutnya," tutup Kevin yang meminta doa bagi keluarga barunya.
Baca Juga: Mantan Teman Sekamar di Pelatnas, Rian Ardianto Pahami Alasan Kevin Sanjaya Mundur di Usia Muda