Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Sekarang saya melihat semua berjalan dengan baik, ditambah lagi Piala Presiden," ucap Jokowi saat laga pembukaan di Stadion Si Jalak Harupat (19/7/2024).
"Semakin banyak kompetisi semakin baik."
"Kalau ada keberlanjutan, akan lebih baik," tuturnya.
Presiden terpilih Prabowo akan dilantik pada 20 Oktober, dan ia memiliki opsi untuk melanjutkan, sekaligus membesarkan, Piala Presiden warisan pendahulunya.
Sepak bola Indonesia merindukan turnamen pendamping Liga 1, yang terakhir kali digelar pada 2018/19 dengan tajuk Piala Indonesia.
Ajang pendamping ini semacam Piala FA di Liga Inggris, sebuah kompetisi resmi nan prestisius yang pemenangnya dikirim ke kompetisi UEFA.
Piala Presiden tak pernah bisa diakui AFC karena hanya berstatus turnamen pramusim.
Apabila PSSI pada masa pemerintahan Prabowo hendak naik level, maka status Piala Presiden seyogianya diubah menjadi kompetisi resmi.
Piala Presiden yang tadinya hanya turnamen pemanasan, pada masa mendatang bisa didorong untuk digulirkan selama satu musim penuh seperti Piala FA.
Tak perlu ada perubahan nama, karena Spanyol juga menamai Piala FA dengan Piala Raja, juga Jepang dengan turnamen Piala Kaisar.
Dalam skenario terbaik, Piala Presiden 2024/25 akan diikuti klub dari tiga kasta kompetisi Indonesia.
Dengan format turnamen, klub-klub Liga 1 bisa berjumpa klub Liga 2 atau Liga 3 di daerah pelosok untuk meningkatkan partisipasi sepak bola di akar rumput.
Jika itu terjadi, maka sosok "Presiden" yang namanya tersandang di Piala Presiden memiliki kendaraan populis yang bisa mendongkrak elektabilitas.
Jika Piala Presiden di-upgrade menjadi kompetisi resmi, diikuti seluruh klub dari semua kasta, digelar satu musim penuh, sepak bola dan politik akan sama-sama diuntungkan.
Semua ada di tangan Presiden terpilih Prabowo Subianto, serta ketua umum PSSI Erick Thohir.