Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Legenda tunggal putri, Susy Susanti, menjadi salah satu yang menaruh harapan kepada Jorji.
Kebetulan, pemenang medali emas Olimpiade yang pertama bagi Indonesia itu sedang menjadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI saat calon penerusnya itu mulai bersinar.
"Waktu dia juara dunia junior 2017, sebetulnya saya berharap," ucap Susy dalam interviu dengan Kompas.com pada 2021 silam.
"Lalu, pada 2018, performa Jorji sedang tinggi-tingginya. Dia bisa mengalahkan dan menyulitkan beberapa pemain elite dunia. Dia juga sempat juara (di Finnish Open 2018)."
"Namun, belakangan saya melihat dia seperti stuck. Setelah tahun 2019, dia agak kurang. Bukan menurun, melainkan seperti itu saja performanya. Dia nyaris menang, tetapi tidak berhasil."
Susy, saat wawancara sudah berada di luar PBSI, melihat perlunya penangangan khusus. Selain itu harus ada tekad dalam diri Gregoria sendiri untuk bangkit selain bantuan dari tim pelatih.
Gregoria memulai dari dirinya sendiri. Melansir Kompas.id, Gregoria mulai menjalani konseling dengan psikolog. Dari sana, Gregoria belajar teknik visualisasi.
Sebelum bertanding Jorji menciptakan gambaran visual untuk mengurangi kecemasan. Di Paris kemarin, dia mengambil waktu untuk menatap lapangan kosong dari tribune.
Selain itu pemain jebolan PB Mutiara Cardinal Bandung itu juga berusaha berdamai dengan kesulitan yang dialaminya.
"Aku lebih menerima bahwa dalam fase hidup manusia ada satu titik nyebelin yang harus dilewati. Dengan itu aku lebih ringan membawa beban itu," tuturnya.