Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Untuk ganda putri, prestasi pasangan Merah-Putih juga berkibar.
Retno Kustiyah/Minarni Sudaryanto merebut gelar juara All England 1968.
Berikutnya, Verawaty Fadjrin/Imelda Wigoena juga sukses memenangi gelar turnamen tertua dan paling prestisius tersebut pada tahun 1979.
Berikutnya, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari pun berhasil menyabet medali emas pada Asian Games 2014 di Incheon.
Jauh sebelumnya, Retno/Minarni pun menjuarai Asian Games 1962 di Jakarta.
Pasangan andalan ini kembali merebut emas pada Asian Games 1966 di Bangkok.
Selain itu, Verawaty/Imelda juga tampil moncer pada Asian Games 1978 di Bangkok dengan kalungan medali emas di lehernya.
Baca Juga: Yorun Resmi Ramaikan Ajang Lari Tahunan Kota Parahyangan Desember Mendatang
Pada ganda campuran, Skuad Merah-Putih memiliki Christian Hadinata/Imelda yang menjadi Juara Dunia 1980 di Jakarta.
Setahun sebelumnya, duet ini juga memenangi titel All England.
Berikutnya, Nova Widianto/Liliyana Natsir memenangi titel Juara Dunia 2005 di Anaheim dan 2007 di Kuala Lumpur.
Lalu, Tontowi Ahmad/Liliyana mengukir gelar Juara Dunia pada 2013 di Guangzhou dan 2017 di Glasgow.
"Semoga dari Yonex-Sunrise Doubles Spesial Championships ini bisa melahirkan kembali pemain-pemain ganda andal."
"Baik di ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran untuk bisa disumbangkan bagi negara tercinta, Indonesia."
"Satu hal yang penting dan menarik adalah, bahwa dalam setiap perhelatan kejuaraan ini kami selalu memberikan penghargaan kepada pembina bulutangkis terbaik versi CWIBC dan kepada legenda bulu tangkis Indonesia," tutup Candra.