Dua dari empat tim yang lolos ke semifinal Piala Presiden 2018, PSMS dan Sriwijaya FC (SFC) memiliki persentase penguasaan bola yang kontras.
PSMS Medan dan Sriwijaya FC bakal kembali bersua pada perebutan tempat ketiga Piala Presiden 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (17/2/2018) sore WIB.
Laga ini bakal menjadi bentrok jilid kedua untuk kedua tim pada Piala Presiden kali ini.
Sebelumnya, PSMS dan SFC lebih dulu bersua pada fase penyisihan grup.
Pada laga pamungkas Grup A, Sriwijaya FC menang dengan skor 2-0 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), 26 Januari 2018.
Pada perjumpaan pertama tersebut, PSMS memang kalah penguasaan bola.
Namun, tim arahan Djadjang Nurdjaman itu unggul jumlah tembakan mengarah ke gawang lawan.
Data
Menilik data yang dirilis Labbola, bukan sekali PSMS kalah dominan.
Sepanjang turnamen, PSMS tidak pernah unggul bola!
Tercatat, pencapaian terbaik PSMS dalam hal penguasaan bola yakni saat melawan PSM Makassar pada laga perdana.
(Baca juga: Ada Tiga Muka Baru, Luis Milla Panggil 26 Pemain untuk TC Timnas U-23 Tahap Kedua)
Saat itu, PSMS dan PSM berbagi persentase penguasaan bola: 50 berbanding 50.
Yang menarik, PSMS tetap mampu mencetak total delapan gol dari posisi yang nyaris melulu ditekan dalam enam pertandingan yang telah dijalani.
Terhitung, jumlah tersebut sama dengan total gol yang dilesakkan SFC.
Sebaliknya, SFC mengoleksi total delapan gol dengan persentase penguasaan bola yang selalu unggul dari lawan-lawannya.
"Kami merombak 60 persen skuat dari musim lalu. Jadi, saya pikir ini masih dalam adaptasi," ucap pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, dalam sesi jumpa pers pralaga, Jumat (16/2/2018).
Racikan baru?
Meski begitu, pertahanan SFC masih menjadi yang paling sulit dibobol hingga semifinal.
Laskar Wong Kito cuma kebobolan tiga gol sepanjang turnamen bergulir.
Sementara PSMS, tim berjulukan Ayam Kinantan tersebut barangkali masih keheranan pasca-kejebolan tiga gol dalam tempo 15 menit pada laga semifinal pertama kontra Persija Jakarta.
"Saya ingin tim ini bisa membangun serangan dari belakang. Namun, tidak dengan menghilangkan ciri khas sepak bola Medan yakni rap-rap," tutur pelatih PSMS, Djanur, sapaan Djadjang Nurdjaman.
Menyimpulkan kata Djanur tersebut, artinya dia enggan PSMS tampil pragmatis dan secepat mungkin merebut penguasaan bola lawan.
Menarik ditunggu, seperti apa bumbu-bumbu yang diracik kedua pelatih untuk menu pembuka final Piala Presiden 2018 ini.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Labbola |
Komentar