Jurnalis kenamaan Uruguay, Eduardo Galeano pernah mendeskripsikan seperti apa Garrincha dari kacamata dokter di kotanya.
"Mereka (dokter) memprediksi orang (Garrincha) cacat yang selamat dari kelaparan dan polio, bebal serta pincang, dengan otak seperti bayi, tulang punggung seperti huruf S dan kedua kakinya tertekuk ke dalam, tidak akan menjadi seorang atlet," kata Galeano dalam buku 'Soccer in Sun and Shadow'.
"Bagaimanapun itu, Garrincha menjadi lebih dari seorang atlet."
"Dalam tatanan sosial dimana hal berharga berada di tubuh bagian bawah, seperti menari (samba) dan seni bela diri (capoeira), dan olahraga yang berfokus pada kaki, Garrincha secara ironis menjadikannya simbol nasional dari kegembiraan, keindahan, dan permainan kreatif."
Sama seperti pesepak bola Brasil kebanyakan, Garrincha kecil harus berjuang hidup dalam keadaan miskin.
Dalam buku 'The World through Soccer: The Cultural Impact of a Global Sport' dijelaskan sekelumit kisah kecil Garrincha.
Pada pemaparan buku tersebut juga dijelaskan tentang hal tabu mengenai Garrincha yang kehilangan keperjakaan dengan seekor kambing.
Garrincha, the “Angel With The Bent Legs”, lost his virginity to a goat, was an alcoholic and fathered 14 children. pic.twitter.com/AtWXl5VxVy
— All-time squad (@alltimesquad) 26 April 2015
"Si burung kecil hidup dalam kemiskinan dengan ayah yang kecanduan alkohol. Ia mulai bekerja di pabril lokal saat berumur 14 tahun."
"Mulai kecanduan minum-minuman beralkohol di waktu yang sama, dan kehilangan keperjakaan dengan seekor kambing," seperti itulah yang dijelaskan di buku karya Tamir Bar-On itu.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar