Sebaliknya, Zinedine Zidane punya nyali.
Ia memecah trio BBC (Bale, Benzema, Cristiano) dan memainkan 4-4-2 atau variasinya.
"Kami punya keseimbangan lebih dengan bermain 4-4-2. Saya tahu kami bisa bermain baik dengan banyak sistem," ujar Zidane beberapa waktu lalu.
"BBC dapat bermain bersama dalam 4-4-2 tetapi saya lebih suka mereka turun sebagai trident penyerang," lanjutnya.
Sementara, Mourinho jika kepepet memainkan bola-bola jauh ke lini depan ala Sam Allardyce dan Tony Pulis.
(Baca Juga: Ini Harapan Legenda Persib untuk Victor Igbonefo dan Bojan Malisic)
Satu lagi keunggulan mendatangkan Zidane adalah ia bisa menjadi senjata ampuh untuk melawan Pep Guardiola di seberang Manchester.
Zinedine Zidane bisa menjadi White Knight atau Kesatria Putih yang bisa mengembalikan cahaya di sisi merah Manchester setelah Jose Mourinho, sang Dark Knight hijrah.
White Knight ini bisa menjadi jawaban kubu Old Trafford untuk menghadapi Guardiola dan rasa kental Barcelona di Manchester City.
Apalagi, Zidane baru saja mengungkapkan bahwa ia masih belum tahu masa depannya di Real Madrid.
Los Blancos memang punya reputasi menendang pelatih mereka tanpa pamrih.
"Saya tak punya gambaran lebih lanjut selain enam bulan ke depan," tutur Zidane awal pekan ini.
Sekarang, semua kembali ke petinggi Manchester United.
Beranikah Ed Woodward dan Keluarga Glazer melakukan lompatan, menunjuk pelatih muda lagi demi menghidupkan gaya bermain "The Manchester United Way" yang menjadi idaman para fans sepak bola Manchester Merah?
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar