Kalau dipandang dari mata awam seperti saya misalnya, kehadiran striker Gabon berusia 28 tahun itu berpotensi mendatangkan karunia ketajaman dahsyat.
Akan tetapi, di sisi lain kreasi Wenger bakal amat diuji agar kehadiran Aubameyang di lini depan justru tidak menimbulkan perkara runyam.
Kemunculan Pierre-Emerick Aubameyang dan Henrikh Mkhitaryan pada bursa transfer Januari ini menjadikan lini serang Arsenal unik.
Bayangkan, mereka kini jadi punya paket dua playmaker bertipe nomor 10 (Oezil-Mkhitaryan) dan dua penyerang tengah berkarakter nomor 9 (Lacazette-Aubameyang) sekaligus!
Keempatnya bisa dibilang memiliki kualitas tak jauh berbeda.
Andai mampu menggabungkan bakat-bakat besar tersebut secara tepat guna, The Gunners bakal diberkahi lini depan luar biasa tajam dan kreatif.
(Baca Juga: Dari Giuseppe Meazza hingga Alexis Sanchez: Karena Pemain Ingin Dimengerti)
Media-media luar sudah ada yang menyebut mereka kuartet LMAO (Lacazette-Mkhitaryan-Aubameyang-Oezil), yang dalam kamus per-chatting-an berarti "tertawa terbahak-bahak".
Atas dasar kearifan lokal, saya menyebut keempat gacoan anyar Wenger itu kuartet MOAL (Mkhitaryan-Oezil-Aubameyang-Lacazette). Moal dalam bahasa Sunda berarti "tidak akan".
Arsenal memang moal gentar beradu ketajaman dengan rival lain di papan atas andaikan Miki-Oezil-Auba-Lacazette bisa berpadu harmonis dalam skema Wenger.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Squawka.com, metro.co.uk, independent.co.uk, twitter.com/Optajoe, ESPN.com |
Komentar