Tukang gocek. Jago Dribel. Sering dicap sebagai orang yang lebih mementingkan spirit individu. Tapi, sesungguhnya mereka inilah para penentu.
Sepak bola dibangun atas dasar kolektivitas.
Semua orang bakal sepakat bahwa hal itu telah menjadi pemahaman komunal.
Kerjasama tim yang terbangun rapi berujung kepada permainan seksi.
Lihat bagaimana Barcelona mendominasi Eropa dengan asas kolektivitas bernama tiki-taka.
Jose Mourinho Ancam Tinggalkan Man United Kalau Dua Pemain Ini Gagal Dibeli https://t.co/wjBMZBv0bz
— BolaSport.com (@BolaSportcom) March 15, 2018
Namun, sepak bola menjadi lebih indah karena kehadiran individu-individu brilian yang piawai melakukan gocekan.
Jadilah tontonan yang lebih mirip tarian, bukan pertunjukan membosankan.
Didier Deschamps, Matias Almeyda, sampai Toni Kroos adalah pemain hebat.
Mereka tipikal pemain tim yang mengusung napas utama sepak bola: kolektivitas.
Deschamps, Almeyda, atau Kroos menjanjikan aliran bola yang rapi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | The Guardian, , These Football Times |
Komentar