Padahal, ketika itu dengan bangga Joko Driyono menyebut kehadiran QNB sebagai hasil nyata bahwa Indonesia tengah berada dalam tren industri sepak bola dengan pasar global.
Tetapi, kebanggaan Joko Driyono langsung diuji oleh keputusan Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI).
Ketika itu, BOPI hanya membolehkan kompetisi diikuti 16 klub. Arema Cronus dan Persebaya dilarang karena alasan legalitas.
Hal ini buntut dari kisruh PSSI dengan Kemenpora. Sehingga, kompetisi ISL 2015 tak tuntas.
Kasus ini tidak membuat jera QNB dan berjanji akan meneruskan kerja sama dalam kompetisi berikut.
Kenyataan, bukan pihak sponsor yang meninggalkan kompetisi, justru kompetisi yang meninggalkan sponsor.
Setelah campur tangan pemerintah pascasanksi FIFA, sepak bola Indonesia kembali bergulir. Tetapi, dalam bentuk turnamen: Piala Presiden dan Piala Sudirman.
Kompetisi baru benar-benar bisa digulirkan lagi pada 2017 dengan label kompetisi dua perusahaan yang berbasis on-line: Gojek dan Traveloka.
Ternyata, kerjasama dengan dua sponsor milik Nabiel Makarim dan Ferry Unardi itu pun koyak.
Duet brand baru dalam bisnis transportasi serta pemesanan tiket dan hotel itu pecah. Traveloka mundur.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar