Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Biar Tak Minions Melulu, Beranikah PBSI Pakai Jurus Hallyu?

By Any Hidayati - Rabu, 21 November 2018 | 17:19 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, berpose dengan trofi yang didapat sebagai pemain terbaik putra 2017 dalam cara gala dinner di Dubai, Senin (11/12/2017).
BADMINTON INDONESIA
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, berpose dengan trofi yang didapat sebagai pemain terbaik putra 2017 dalam cara gala dinner di Dubai, Senin (11/12/2017).

Saya tetiba teringat salah satu buku Euny Hong yang menceritakan perjuangan Korea Selatan membangun gelombang budaya bernama Korean Wave atau Hallyu.

Semua bermula saat krisis ekonomi 1997 yang mana pemerintah Korea Selatan harus berutang 57 miliar dollar AS (sekitar Rp 833 triliun) dari IMF yang kemudian dicatat sebagai Hari Memalukan Nasional.

Peristiwa tersebut membangkitkan semangat ‘han’. Ini semacam utang dendam yang telah mendarah daging pada warga Korea. Selama ribuan tahun mereka dijajah, tanpa pernah menjajah sekali pun. Terakhir dijajah Jepang dengan brutal.

Timbullah han kolektif, termasuk dalam budaya pop. Bangkitlah gelombang besar Hallyu. Korea membangun infrastruktur budaya pop yang tangguh dan sistematis.

Korea menjadi pengekspor industri populer secara global paling kreatif dan ambisius, mengalahkan Jepang dan Hollywood, Amerika Serikat. Korea berhasrat memastikan abad ke-21 menjadi Abad Korea.

Lantas apa hubungannya dengan bulu tangkis Indonesia?


Rudy Hartono mengangkat Piala Thomas disaksikan Menpora Abdul Gafur, Liem Siw King, Tan Joe Hok, dan P. Soemarsono, di bandara Halim Perdana Kusumah.(DOK. BOLA)

Andai PBSI bisa meniru semangat han yang menjadi cikal bakal Hallyu mungkin bulu tangkis Indonesia bisa segera bangun dari tidur panjang.

Dalam catatan sejarah, bulu tangkis Indonesia setidaknya berjaya dalam dua periode yaitu tahun 60-an hingga 70-an dan 80-an hingga awal 2000-an.

Pada gelombang pertama, bulu tangkis Indonesia berjaya di sektor individu misalnya dengan Rudy Hartono yang mengunci 8 gelar All England Open, turnamen bulu tangkis tertua di dunia, pada era 1968-1974 dan 1976.


Editor : Hery Prasetyo
Sumber : Berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
16
39
2
Chelsea
17
35
3
Arsenal
17
33
4
Nottm Forest
17
31
5
Bournemouth
17
28
6
Aston Villa
17
28
7
Man City
17
27
8
Newcastle
17
26
9
Fulham
17
25
10
Brighton
17
25
Klub
D
P
1
Persebaya
15
34
2
Persib
13
29
3
Borneo
15
26
4
Persija Jakarta
15
25
5
Bali United
14
24
6
Persita
15
24
7
PSM
14
23
8
Dewa United
15
22
9
Arema
15
22
10
PSBS Biak
15
22
Klub
D
P
1
Atlético Madrid
18
41
2
Real Madrid
18
40
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Atalanta
17
40
2
Napoli
17
38
3
Inter
15
34
4
Lazio
17
34
5
Fiorentina
15
31
6
Juventus
17
31
7
Bologna
16
28
8
Milan
16
26
9
Udinese
16
20
10
Roma
17
19
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X