Namun, apakah PBSI berani melakukan perombakan demi perbaikan?
Tahun 2018 Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan (BKA) secara tegas mengatakan kecewa dengan prestasi Negeri Ginseng karena gelar turnamen individu merosot tajam dan puncaknya Asian Games nihil gelar.
(Baca Juga: BKA Korea Selatan Bersiap Cari Kepala Pelatih Bulu Tangkis Baru)
Selain pemecatan, BKA juga membuka kran pemain profesional di bawah 31 tahun boleh bermain di level internasional demi mendongkrak prestasi bulu tangkis mereka.
Sekali lagi jiwa ‘han’ Korea Selatan bangkit karena malu dan ‘merasa tertindas’, apalagi prestasi sang rival abadi yaitu Jepang justru tengah berjaya.
Rexy, Mulyo, dan Tommy hanya segelintir pihak di luar PBSI yang tersisih karena regulasi dan sistem.
Sebagai negara bulu tangkis, sudah tentu banyak bakat yang sebenarnya laik dipoles demi membangunkan Macan Asia yang tidur terlalu lama.
Korea Selatan saja berani melakukan perombakan besar-besaran demi kemajuan bulu tangkis, lantas bagaimana dengan Indonesia?
Saya percaya mencari bibit unggul itu tidak sulit, tapi betapa banyak bibit unggul yang terbunuh sistem?
Biar tidak mumet, saya sebaiknya menikmati lagu Tempo milik EXO, sambil mengagumi makhluk ciptaan Tuhan bernama Oh Sehun yang dibesarkan dalam sistem unggul Hallyu.
“Don’t mess up my tempo, baby!”
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar