Ngurah melihat cabor basket kursi roda seperti sepak bola yang suasananya ramai dan penuh tawa.
"Saya mulai fokus berlatih basket kursi roda sejak Januari 2016. Pemilik yayasan, mengajak saya mengikuti pertandingan Bali Cup karena menilai permainan saya sudah baik," ucap Ngurah.
"Disana saya bertemu Donald (Santoso, kapten tim basket kursi roda Indonesia). Saat tahu dia dari Amerika untuk mengikuti turnamen, saya jadi termotivasi. Donald saja rela jauh-jauh kesini ingin bermain di Indonesia," aku Ngurah.
Ngurah dan Donald selanjutnya tetap menjalin komunikasi setelah pertandingan. Donald meminta Ngurah tetap berlatih sambil mencari orang lain untuk memperkuat tim.
Pada Oktober, Ngurah membawa tiga orang teman untuk mengikuti latihan.
"Setelah latihan selama seminggu, saya mendapat kursi roda pada hari terakhir training camp. November saya mengikuti seleksi. Seleksi tersebut diikuti sekitar 30-40 orang," tutur Ngurah.
(Baca juga: Timnas Basket Kursi Roda Indonesia Punya Misi Jangka Panjang Setelah Asian Para Games 2018)
"Dua hari kemudian, saya mendapat pengumuman lolos seleksi," ujar Ngurah.
Ngurah awalnya mengaku perlu menyesuaikan diri dari bisa berdiri sendiri, memakai kursi roda, hingga memakai kursi roda sambil bermain bola basket.
"Keluarga semula tidak tahu saya bermain basket. Saat saya keluar malam sama teman-teman dikira bagaimana gitu. Mereka tidak percaya. Masak olahraga dari jam 6 pagi jam 23 baru pulang," tutur Ngurah.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar