BOLASPORT.COM - Djadjang Nurdjaman menjadi sosok sentral yang saat ini menangani tim kebanggaan warga Surabaya, Persebaya, yang sedang bermain di Piala Presiden 2019.
Djadjang Nurdjaman lahir di Majalengka tanggal 30 Maret 1959 dan merupakan pelatih yang cukup berhasil menangani tim di Liga Indonesia.
Pria yang akrab disapa Djanur itu adalah seorang pemain sebelum akhirnya ia memilih jalur kepelatihan di dunia sepak bola profesional hingga saat ini.
Saat menjadi pemain sepak bola, Djanur memperkuat Persib Bandung pada musim 1984 sampai tahun 1994. Posisinya saat aktif bermain adalah di sektor gelandang dan sayap.
Baca Juga : Piala Presiden 2019 - Djadjang Nurdjaman Tak Terbuai Pujian Rahmad Darmawan
Sepanjang kariernya membela Persib ketika bermain di Liga Perserikatan, Djanur telah menorehkan catatan mengesankan bagi tim asal tanah Pasundan tersebut.
Dia mempersembahkan tiga gelar bergengsi bagi Persib yaitu juara Liga Perserikatan musim 1985-1986, 1989-1990 dan 1993-1994.
Persib Bandung menjadi tim utama yang pernah dia bela selama menjadi seorang pesepak bola profesional, selain itu Djanur tidak pernah pindah ke tim mana pun.
Baca Juga : Kabar Terbaru Osvaldo Haay di Spanyol Dibeberkan Djadjang Nurdjaman
Namun, selepas dia menjadi seorang pemain sepak bola profesional, Djanur memutuskan pensiun dan mencoba menekuni profesi sebagai seorang pelatih.
Tim Maung Bandung menjadi klub pertama yang Djanur tangani pada musim1994-1995. Namun, kala itu, Djanur mengisi posisi sebagai asisten pelatih.
Dia pernah menjadi asisten pelatih Indra Thohir ketika Persib meraih gelar Liga Indonesia I musim 1994-1995 dan menjadi asisten bagi pelatih Arcan Lurie di Liga Indonesia musim 2007-2008.
Baca Juga : Djadjang Nurdjaman: Persebaya Sudah Lelah Mengejar Osvaldo Haay
Pada kompetisi Liga Indonesia musim 2012-2013 Djanur baru menjabat sebagai pelatih utama Persib Bandung dan mengantarkan tim Maung Bandung juara Indonesia Super League (ISL) 2014.
Selang setahun kemudian, Persib arahan Djanur menjuarai Piala Presiden 2015 yang kala itu baru pertama kali digelar.
Djanur akhirnya hengkang dari Persib dan mencoba peruntungan melatih salah satu tim kebanggaan warga Sumatra Utara, PSMS Medan, di kompetisi Liga 2 2017.
Dia menggantikan posisi pelatih tim Ayam Kinantan sebelumnya, Mahruzar Nasution.
Baca Juga : Djadjang Nurdjaman Buta Informasi soal Hengkangnya OK Jhon dari Persebaya Surabaya
Keputusan ini sempat membuat suporter PSMS merasa kecewa, karena dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas tim.
Terlebih lagi, Mahruzar terbukti mampu mengangkat tim dengan melaju ke babak 16 besar Liga 2 musim tersebut.
Ketua Harian PSMS Medan, Kisharianto, mengaku keputusan menggantikan Mahruzar ke Djadjang Nurdjaman adalah hal yang wajar.
"Ya kami memang harus berani mengambil keputusan ini. Perubahan ini kan demi PSMS Medan," kata Ketua Harian PSMS, Kisharianto.
"Memang bisa menjadi bumerang atau justru kami sukses. Perubahan ini dasarnya untuk PSMS Medan, supaya bisa ke Liga 1. Kami mengharapkan lebih lagi dari sosok Djadjang Nurdjaman nanti," ucap Kisharianto kepada BolaSport.com.
Bersama PSMS Medan ketika bermain di Liga 2 2017, Djanur berhasil mengangkat Frets Butuan cs promosi ke Liga 1 2018.
Baca Juga : Djadjang Nurdjaman Terus Mencari Pemain Baru untuk Persebaya
Di final Liga 2 2017, PSMS Medan harus takluk 2-3 dari Persebaya Surabaya ketika laga digelar di Stadion Bandung Lautan Api (GBLA) 28 November 2017. Namun, hal ini tidak membuat PSMS kehilangan tiket tampil di Liga 1 2018.
Tim Ayam Kinantan tetap melenggang naik kasta meski hanya sebagai runner-up.
Perjalanan PSMS Medan di Liga 1 2018 ternyata tidak berjalan dengan baik, mereka akhirnya terdegradasi ke Liga 2 2019 bersama Sriwijaya FC dan Mitra Kukar.
Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih merasa kecewa dan yakin dirinya akan dipecat oleh manajemen tim Ayam Kinantan akibat gagal membawa PSMS menunjukkan prestasi.
"Sebetulnya sudah bisa mempelajari situasi yang terakhir. Artinya mereka itu sudah membuat skenario seperti ini. Mulai dari memasukkan Suharto tanpa koordinasi dengan saya,” ucap Djajang Nurdjaman.
Baca Juga : Djadjang Nurdjaman Sebut Wasit Jadi Biang Kerok Kekalahan Persebaya dari PSMS
Selain faktor performa tim yang dimuliakan menurun, Djanur mengakui hubungan dirinya dengan manajemen juga tidak baik.
"Hubungan saya dengan manajemen juga memang kurang baik sejak mulai Piala Presiden (2018). Ya namanya dunia pelatih seperti ini. Lantas, itu membuat saya menangis? Ya enggak lah," ucapnya.
Manajemen PSMS Medan pun akhirnya menunjuk Peter Butler untuk menggantikan posisi dari Djadjang Nurdjaman dalam mengarungi sisa kompetisi Liga 1 2018.
Persebaya Surabaya sebagai kontestan Liga 1 2019 pun akhirnya mencoba menggunakan jasa Djanur sebagai pelatih Persebaya dan didampingi oleh legenda klub, Bejo Sugiantoro.
Dia dikenalkan ke publik Persebaya Surabaya pada Sabtu (25/8/2018) untuk menggantikan posisi pelatih Bajul Ijo sebelumnya, Angel Alfredo Vera, yang dipecat.
Baca Juga : Djadjang Nurdjaman Ingatkan Persebaya untuk Waspadai 3 Pemain Berbahaya PSMS
Penunjukkan Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih Persebaya Surabaya dinilai tepat oleh berbagai kalangan, termasuk legenda hidup Persebaya, Maura Hally dan Muharom Rusdiana.
Menurut keduanya, pria yang akrab disapa Djanur itu memiliki kepribadian yang luar biasa, sehingga diperkirakan dapat membawa aura positif ke dalam tim.
“Dia punya kepribadian yang ramah. Seakan kami ini bukan lawan. Lebih seperti saudara,” ujar Muharom, kutip BolaSport.com dari laman resmi klub.
“Orangnya ramah. Beri waktu untuk Djanur. Saya berharap Persebaya bisa kembali berkibar di Liga 1,” kata Maura Hally dengan nada yang sama.
Selama menukangi Bajul Ijo pada musim kompetisi 2018, dia berhasil membawa tim kebanggaan warga Surabaya menempati posisi kelima klasemen akhir dengan koleksi 50 poin.
Pada turnamen Piala Presiden 2019, dia berhasil membawa Persebaya Surabaya menapaki babak semifinal.
Baca Juga : Tonnie Cusell, Produk Naturalisasi Kilat Buah Karut-marut di PSSI
Pada leg pertama, anak asuh Djanur berhasil menang 1-0 atas Madura United ketika laga digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Rabu (3/4/2019).
Satu-satunya gol dalam laga ini diciptakan oleh Manuchekhr Dzhalilov pada menit ke-64.
Mereka akan kembali menjalani pertandingan leg kedua babak semifinal Piala Presiden 2019 melawan Madura United di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Madura, Sabtu (6/4/2019).
View this post on InstagramKalian setuju dengan Ronaldo? . #zidane #realmadrid #cristianoronaldo #ronaldo #cr7 #gridnetwork
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar